Jakarta, Gontornews — Country Manager Plastic Bank Indonesia Paola Cortese menyebutkan Indonesia memiliki lima jenis tantangan dalam mengolah sampah plastik yang hingga saat ini menyebabkan polusi pada lingkungan sekitar.
“Ada banyak tantangan di level sistematis yang harus kita tanggulangi dulu, supaya bisa bebas polusi plastik dan ini beberapa yang kita sudah identifikasi,” kata Paola dalam Media Gathering Plastic Bank Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Paola menuturkan Indonesia merupakan negara yang menghasilkan 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya.
Sebanyak 4,9 juta ton sampah plastik setiap tahunnya, juga tidak mendapatkan penanganan yang baik sehingga berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau bocor ke laut.
Baca juga: Plastic Bank: 83 persen sampah plastik bocor dan ancam ekosistem laut
Baca juga: Peneliti: Sungai di Tasikmalaya tercemar sampah plastik
Banyaknya sampah plastik itu kemudian memberikan lima tantangan kepada Indonesia, salah satunya adalah munculnya banyak komunitas daur ulang plastik yang lahir di Indonesia. Namun, komunitas-komunitas itu justru masih bersifat informal padahal sangat berjasa untuk mengumpulkan setidaknya 1 juta ton sampah plastik setiap tahunnya.
Kedua, pengumpulan data dari sektor plastik daur ulang belum dapat tercatat dengan baik. Hal tersebut dikarenakan pencatatan belum berbasis pada data digitalisasi melainkan dilakukan secara manual.
Paola juga mengatakan kurangnya implementasi kebijakan yang mengatur mengenai responsibilitas produsen (EPR) plastik di Indonesia, membuat permasalahan sampah plastik semakin membutuhkan perhatian serius.
Selain itu, pengolahan sampah plastik masih sulit karena penggunaan social plastic di pangsa-pangsa pasar dalam negeri yang masih terbatas juga area jangkauan Plastic Bank yang belum sampai ke seluruh wilayah Indonesia.[DJ]