New York, Gontornews — Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Ahad (7/8/2022), menyerukan penghentian operasi militer di sekitar pembangkit nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia. Guterres mengingatkan bahwa serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut sama halnya dengan bunuh diri.
“Setiap serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir adalah bunuh diri,” kata Guterres saat menghadiri peringatan bom Hiroshima-Nagasaki, Jepang.
“Saya berharap serangan (di Zaporizhzhia) segera berakhir. Pada saat yang sama, saya berharap IAEA (Badan Energi Atom Internasional) untuk mengunjungi pembangkit listrik,” sambung Guterres sebagaimana dilansir Euro News.
Pernyataan ini muncul setelah perusahaan energi milik Ukraina melaporkan terlukanya seorang pekerja di Zaporizhzhia dalam serangan Rusia Sabtu (7/8/2022) malam. Kondisi semakin parah setelah sensor pemantau radiasi juga mengalami kerusakan.
Berbicara di Toyoko, Guterres menggemakan peringatan tentang risiko nuklir bagi kemanusiaan alih-alih upaya pemusnahan nuklir yang ia suarakan sebelumnya.
Sebagai informasi, pasukan Rusia berhasil merebut pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia pada tahap awal perang Ukraina. Meski demikian, mayoritas pekerja berasal dari Ukraina. Namun, pada hari Jumat, Rusia kembali melakukan penembakan di Zaporizhzhia dengan Rusia menyalahkan Ukraina atas insiden tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan keprihatinannya seiring dengan insiden penembakan di lokasi nuklir tersebut.
“Saya sangat prihatin dengan penembakan kemarin di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Saya menggarisbawahi risiko nyata dari bencana nuklir yang dapat mengancam kesehatan masyarakat dan lingkungan di Ukraina dan sekitarnya,” ungkap Kepala IAEA, Rafael Mariano Grossi.
“IAEA telah menerima informasi tentang situasi serius ini, yang terbaru dari antrian panjang laporan yang mengkhawatirkan dari semua pihak,” sambung Grossi.
Grossi pun menyatakan rencana kunjungan tim IAEA ke Zaporizhzhia pekan ini. “Misi ini akan memainkan peranan penting dalam membantu menstabilkan situasi keselamatan dan keamanan nuklir di sana, seperti yang kami lakukan di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dan di tempat lain di Ukraina dalam beberapa bulan terakhir,” pungkas Grossi. [Mohamad Deny Irawan]