London, Gontornews – Dunia sepakbola bisa menjadi media informasi dan dakwah yang sangat bermanfaat. Terlebih, meski hidup dan mencari nafkah di Eropa, banyak pemain sepak bola yang beragama Islam. Salah satunya Shokdran Mustafi, pemain Arsenal asal Jerman.
Pemain kelahiran Jerman dari orang tua asal Albania tersebut pemeluk agama Islam yang taat dan ia menegaskan betapa penting agamanya tersebut dalam kehidupan dan karirnya.
“Terkadang kita melupakan segalanya,” ujar Mustafi kepada Goal.com
“Sebagai manusia, sekarang anda harus makan, kemudian anda ingin minum, anda mengambil kopi, setelah kopi, anda ingin makanan pencuci mulut. Anda selalu ingin lebih,” tambahnya.
Bagi Mustafi, sapaan akrabnya, agama selalu mengajarkan rasa bersyukur atas apa yang dimilikinya. Pun demikian, Mustafi juga bersyukur karena menjadi seorang pesepakbola profesional.
“Bahkan ketika Anda bermain buruk, Anda bersyukur karena seseorang memberi Anda kesempatan bermain dan nikmati saja – dan ini membuat Anda tidak banyak terbebani karena terkadang Anda sangat ingin menjadi pemain terbaik, kemudian Ballon d’Or, kemudian Piala Dunia dan Anda memberi begitu banyak beban kepada diri Anda,” ujar anggota skuad timnas Jerman peraih Piala Dunia 2014 di Brazil itu.
“Bagi saya, agama saya (Islam) melepas semua beban itu karena agama saya mengajarkan kepada anda untuk bersyukur atas apa yang anda miliki, kemudian anda akan mendapatkan lebih banyak. membantu orang-orang dan sepakbola, yang merupakan olahraga tim, anda harus membantu rekan anda di dalam dan di luar lapangan.
“Ini semua tentang menghargai orang lain. Terutama dalam bisnis ini, anda hanya harus menjadi diri anda dan berusaha membantu orang lain, meski terkadang anda memiliki banyak hal untuk dilakukan.”
“Terkadang anda ada di sana dan semua orang tahu anda Mustafi tetapi tidak ada yang tahu siapa Mustafi sebenarnya. Anda hanya melihat 90 menit dan anda tidak tahu siapa orang ini. Agama membantu saya untuk menjadi diri saya, tidak menjadi Mustafi yang diketahui orang lain dan diharapkan orang lain,” tutupnya. [Mohamad Deny Irawan]