Caracas, Gontornews — Presiden Nicolas Maduro kembali memenangkan Pemilihan Presiden di Venuzuela, Ahad (20/5). Dalam pemilihan yang dianggap kontroversial, Maduro berhasil memperoleh sebanyak 5,8 juta suara, sementara pesaingnya dari kubu oposisi Henri Falcon hanya mengumpulkan total 1,8 juta suara.
Tibisay Lucena, presiden National Electoral Council (CNE), telah mengumumkan kemenangan Nicolas Maduro. Artinya, ia akan memiliki perpanjangan masa jabatan hingga enam tahun ke depan.
CNE juga mengabarkan bila jumlah pemilih di Venuezela adalah sebanyak 46,01 persen dan proyeksi mencapai 48 persen, total 8,6 juta orang Venezuela memberikan suara.
Pewaris politik dari Presiden sayap kiri, Hugo Chavez tersebut memuji kemenangannya dan menganggap hal itu sebagai kemenangan melawan imperialisme.
“Ini adalah hari bersejarah! Hari kemenangan yang indah,” kata Maduro di luar istana presiden di Caracas pada Ahad malam, sebagaimana dirilis Aljezeera.com.
Ia juga menganggap jika kemenangan yang diperoleh merupakan kekuatan sejarah yang dapat mengubah keadaan, dengan perolehan suara sebanyak 68 persen.
Sementara itu, koalisi oposisi utama negara itu, Partai Persatuan Demokratis (MUD) menolak hasil pemilu dan menganggap jika kemenangan Maduro merupakan ketidakberesan dalam pemilu.
Sebagai pesaing utama, Falcon, menyerukan pemungutan suara ulang, dan menuduh suara itu dirusak oleh ketidakberesan dan tidak memiliki legitimasi.
“Kami tidak mengakui proses pemilihan ini sah,” katanya kepada media setempat. “Harus ada pemilihan baru di Venezuela.”
Jumlah pemilih dalam pemilihan yang berlangsung hari Ahad kemarin dinilai rendah dibandingkan dengan pemilihan presiden 2013, yaitu di atas 80 persen suara. Tempat pemungutan suara dibuka di luar waktu penutupan pada pukul 6 sore.
Sementara itu dua pemimpin oposisi yang paling populer, Henrique Capriles dan Leopoldo Lopez, dilarang ikut dalam pemungutan suara tersebut. [Devi Lusianawati]