Jakarta, Gontornews – Setiap tahun menjelang lebaran, ada fenomena pulang kampung atau mudik. Hampir bisa dipastikan, sebagian besar masyarakat Indonesia menjalani ‘ritual’ tahunan ini.
Agar mudik bisa berlangsung aman, sehat dan selamat, pemeriksaan kesehatan, khususnya pengemudi kendaraan umum, menjadi bagian penting dalam ritual ini.
“Pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi penting untuk mengurangi faktor risiko kecelakaan di jalan raya pada saat mudik lebaran,†tutur Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, dr Bambang Wibowo SpOG (K), MARS, pada pembukaan “Pertemuan Sosialisasi Kesehatan untuk Mencegah Faktor Risiko Kecelakaan Saat Mudik Lebaran 2016/1437 Hâ€, di Kantor Kemenkes RI, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Rabu (8/6).
lebih jauh Bambang mengatakan, pemeriksaan kesehatan akan dilakukan pada pengemudi yang memiliki jarak tempuh cukup lama, setidaknya lebih dari 4 jam atau mempunyai rute yang padat dan sering, seperti pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Pemeriksaan kesehatan diberlakukan juga bagi pengemudi pengganti dalam satu armada tersebut.
“Faktor pengemudi berperan penting dalam hal keselamatan penumpang,†paparnya.
Sebagaimana dirilis situs depkes.go.id, kegiatan deteksi dini faktor risiko cedera akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat (KLLD) yang dilakukan berupa pemeriksaan tekanan darah, alkohol dalam darah melalui pernafasan, kadar amphetamine di urine dan kadar gula darah sewaktu.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah sosialisasi kesehatan khususnya untuk manajemen PO bus dan pengemudinya. Mereka harus selalu menanamkan perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam upaya pencegahan faktor risiko kecelakaan di jalan raya, khususnya dalam menghadapi arus mudik lebaran.
“Masa pemantauan dan pelaksanaan kegiatan kesehatan arus mudik adalah pada H-12 sampai H+10 untuk angkutan darat,†ujar Bambang. [Rusdiono Mukri]