Kairo, Gontornews — Universitas Al-Azhar Mesir pada Rabu (25/1) menyerukan boikot produk Belanda dan Swedia di tengah kemarahan atas penodaan Al-Qur’an, Kitab Suci Islam.
Al-Azhar meminta masyarakat Arab dan Muslim untuk memboikot semua produk Belanda dan Swedia serta mengambil sikap yang kuat dan bersatu dalam mendukung Al-Qur’an yang mulia, kitab suci umat Islam, dan sebagai reaksi yang tepat terhadap pemerintah kedua negara ini, yang telah menyinggung 1,5 miliar Muslim.
“Mereka telah berlebihan dalam menjaga kejahatan kejam dan biadab yang dilakukan di bawah panji tidak manusiawi dan tidak bermoral atau apa yang mereka sebut ‘kebebasan berekspresi’,” tulis Al Azhar dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Anadolu.
Al-Azhar meminta semua orang Arab dan Muslim untuk mematuhi boikot, dan mendidik anak-anak, remaja dan wanita tentang hal itu.
“Orang-orang yang menyimpang ini tidak akan pernah menghargai nilai agama, yang mereka tidak tahu apa-apa atau dihalangi, kecuali mereka menghadapi kebutuhan material, moneter, dan ekonomi yang menantang. Itulah satu-satunya bahasa yang mereka ketahui,” kata pernyataan itu.
Penodaan Al-Qur’an telah memicu badai kecaman dari seluruh dunia Islam, termasuk Turki.
Sebelumnya, pada Ahad, Edwin Wagensveld, seorang politikus sayap kanan Belanda, dan pemimpin kelompok Islamofobia, Pegida, merobek halaman-halaman Al-Qur’an di Den Haag, ibu kota administratif Belanda.
Video Wagensveld di Twitter menunjukkan bahwa dia membakar halaman-halaman Kitab Suci yang robek di dalam panci.
Provokasi sebelumnya menyusul protes Islamofobia serupa pada Sabtu (21/1) di Swedia, di mana seorang ekstremis Denmark membakar salinan Al-Qur’an, dalam protes yang disetujui polisi di depan Kedutaan Besar Turkiye di Stockholm. [Fath]