Depok, Gontornews — Selasa malam (7/9) Dr Fadillah Ulfa Lc MA, alumnus Gontor Putri tahun 1999 awal berhasil menarik minat alumni Gontor Putri dalam mengikuti acara, “Tadabbur al-Qur’an: Menghadirkan Rasa dalam Ibadah QS. Adz-Dzariyat Ayat 56.”
Acara tersebut perdana diselenggarakan alumni Gontor Putri 2005 dengan berkolaborasi hangat bersama alumni Gontor Putri 2004 serta Majelis Ihyaul Qur’an. MIQ sendiri merupakan sebuah majelis ilmu yang dibina langsung oleh alumni Gontor Putri tahun 1999 awal.
Tanpa disangka, usai digelar via aplikasi Zoom Meeting, kajian al-Qur’an yang diikuti oleh puluhan alumni Gontor Putri lintas marhalah serta beberapa tamu undangan lain pun menuai banyak komentar positif dari para peserta.
Beberapa diantaranya bahkan ada yang sudah menanti kajian serupa di lain waktu, menanyakan rekaman video kajian untuk disimak ulang, serta ada yang turut antusias ingin mengikuti jadwal kajian Dr Fadillah di beragam majelis ilmu yang diisinya.
Tentunya, kepuasan peserta merupakan hasil maksimal buah pemaparan sang doktor yang sangat menarik, jelas, dan penuh semangat. Sehingga peserta tidak sekedar mendapat ilmu baru, namun juga termotivasi untuk semangat berdakwah mengajarkan Kalamullah untuk umat.
Dalam pemaparannya, Dr Fadillah secara gamblang menjelaskan betapa pentingnya bagi seorang hamba untuk selalu berusaha menjadi sahabat al-Qur’an. Saat ini kebanyakan kita hanya berinteraksi dengan al-Quran dari kulitnya saja. Membacanya hanya sebatas huruf dan kalimat, huruf tanpa makna, dan kalimat tanpa pemahaman.
Kita pun banyak yang lupa akan tujuan al-Quran yaitu sebagai petunjuk kehidupan. “Kemudian, apa betul al-Quran hanya cukup untuk dibaca saja?” tanyanya kepada peserta. Padahal, sambung Ustadzah Fadillah, harusnya al-Qur’an bisa difokuskan pada pengamalan. Sedangkan pengamalan bisa dilakukan dengan tadabbur.
Maka, jadilah sahabat al-Qur’an. Kalau kita ingin berbicara kepada Allah SWT, bacalah al-Quran! Jika ingin diajak bicara oleh Allah SWT, dengarkan al-Quran! “Dan jika ingin bicara juga diajak berbicara oleh Allah SWT, hadirlah di majelis al-Quran,” pesan penulis beberapa buku Islami tersebut.
Ustadzah kelahiran 26 November 1980 itu pun juga menambahkan agar kita terus membaca al-Quran dengan tadabbur (pemaknaan) agar kita bisa menjadi sahabatnya. “Karena syafaat al-Quran akan datang bukan kepada pembacanya, namun kepada sahabatnya yakni orang yang tahu betul seluk-beluk al-Qur’an,” pungkas ustadzah yang kini berdomisili di Bengkulu tersebut. <Edithya Miranti>