London, Gontornews–Seorang mantan atlet anggar Olimpiade dan instruktur Linda Strachan meniup peluitnya sebagai tanda dimulainya latihan. Di bawah lampu terang disebuah gedung olahraga sekolah di London, Inggris, sekelompok gadis-gadis Muslim berbaris rapi mengikuti instruksi dalam olahraga anggar.
“En garde,” kata dia seperti silansir laman Aljazera belum lama ini. Gadis-gadis Muslimah ini segera mengambil pedang dari lantai dan masuk ke posisi menyerang. “Saya ingin semuanya memastikan telah memegang pegangan dengan kuat dan memastikan ketika melangkah di depan, lengan Anda merenggang,” tutur Strachan memberikan pengarahan.
Olahraga Anggar di Inggris memiliki peminat Muslimah yang cukup banyak. Selain didukung pelatih yang berpengalaman, olahraga ini juga didukung masyarakat berbasis LSM bernama Maslahah. Keberadaannya juga berhasil menantang stereotip perempuan Muslim muda dan mengubah persepsi negatif, yang secara tradisional dilihat sebagai olahraga orang kulit putih saja.
“Secara sederhana, kami bertujuan untuk menantang persepsi dan meningkatkan aspirasi kalangan perempuan Muslimah muda yang mengalami diskriminasi atas dasar iman dan gender,” kata manajer proyek mashlahah ini, Latifa Akay.
Untuk mengubah persepsi yang keliru itu, Maslahah mengikuti pameran khusus yang diadakan di Southbank Centre di ajang Festival Dunia di London. Organisasi juga ingin menjangkau anak muda lainnya di sekolah-sekolah di seluruh Inggris, sekaligus untuk mendorong partisipasi aktif Muslimah di masyarakat.
“Jika gadis-gadis Muslimah melakukannya, hal itu benar-benar meningkatkan harapan bahwa stereotip akan berubah. Kami selalu bertujuan untuk membuat tempat yang lebih baik dan mengurangi penindasan dan penghakiman,’ terangnya.
Latifa menambahkan, Islamophobia meresap dan tak kenal lelah menyerang. Untuk menghadapi tantangan itu perlu cara baru yang dapat membuat orang berpikir lagi tentang suara yang sedang dibungkam dan diabaikan.
Menurutnya, menentang program ini berarti sama saja mendukung kelompok-kelompok dan individu yang tidak mau mendengar. Program ini justeru membangun ketahanan masyarakat, mendidik dan menentang sikap dan praktik diskriminatif. Apalagi, sebagian para atlet anggar Muslimah ini lebih percaya diri menggunakan jilbabnya.
Di Inggris, kesalahan Islamofobia menimbulkan serangan meningkat 326 persen pada tahun lalu. Dalam insiden ini, perempuan Muslimah selalu menjadi target utamanya, menurut laporan organisasi pemantauan Tell MAMA (Measuring Anti-Muslim Attacks).
Mashlaha memiliki cara tersendiri untuk melawan Islamphobia dengan komunitas olahraga anggar. Mereka memiliki target pada akhir tahun ini bisa memiliki kelas anggar di seluruh sekolah di Inggris. [Ahmad Muhajir/DJ]