Bekasi, Gontornews — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir angkat bicara soal pelarangan pemakaian cadar bagi mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta yang membuat viral di dunia maya.
Menurut Nasir, hal tersebut merupakan kebijakan kampus dan bukan di bawah wewenangnya.
“Untuk urusan itu, kami serahkan pada perguruan tinggi (terkait). Kami tidak ingin mengatur hal itu,” kata Nasir ditemui wartawan usai menghadiri sebuah acara di Universitas Gunadarma Bekasi, Selasa (6/3).
Nasir mengutarakan, pada dasarnya ia tidak mempermasalahkan persoalan berpakaian mahasiswa di lingkungan kampus mana pun. “Bagi saya itu hak-hak seseorang, mau pakai baju silakan, kopeah silakan, pake jilbab silakan,” katanya dilansir situs ayobekasi.net.
Yang menjadi persoalan adalah ketika ditemukan mahasiswa jelas-jelas mendukung ideologi dan gerakan radikalisme. “Yang kami sikapi adalah kalau ada kampus yang cenderung membentuk radikalisme itu,” katanya.
Maka, kata Nasir, selama para mahasiswa terlepas dari ideologi tersebut, pihaknya tidak akan turun tangan, terlebih kewenangan UIN ada di Kementerian Agama RI.
Namun di sisi lain, Nasir juga meminta, agar adanya pelarangan bukan berarti membatasi kalangan tertentu untuk tidak mengenyam pendidikan tinggi.
“Tapi (harapkan) di perguruan tinggi itu jangan sampai ada diskriminasi siapa pun harus mendapatkan hak, siapa pun yang mau belajar harus kita berikan kesempatan, tapi kalau itu arahnya radikalisme itu yang tidak boleh,” kata Nasir memungkasi. [fathur]