Jakarta, Gontornews — Tampaknya remeh, tapi dampaknya ternyata mengkhawatirkan. Adalah virus penyerang sistem pernapasan manusia yang terkenal dengan virus corona atau COVID-19 ini menggemparkan dunia.
Virus ini dinyatakan sebagai pandemi atau suatu wabah penyakit global oleh World Health Organization (WHO) pada 12 Maret 2020 lalu. Bagaimana orang tidak, khawatir, pandemi yang mirip flu ini telah menginfeksi lebih dari 100 negara di dunia. Satu persatu pasien virus itu pun berguguran, meninggal dunia.
Sehubungan dengan perkembangan keadaan terkait penyebaran wabah coronavirus deseas 2019 atau Covid-19, yang semakin luas, Pesantren Alam Bumi Al Qur’an (Bumiqu) Wonosalam Jombang Jawa Timur melakukan pencegahan penyebaran virus tersebut dengan menyemprot kamar, musholla, tempat ngaji, dan beberapa fasilitas lainnya menggunakan cairan disinfektan.
“Juga, kami berusaha menyeterilkan seluruh fasilitas pesantren secara berkala, supaya berbagai bakteri lainnya lenyap,” ungkap Pimpinan Pesantren Alam Bumi Al Qur’an Wonosalam Jombang Jawa Timur, Ustadz Ahmad Ghozali Fadli kepada Gontornews. Menurutnya, langkah itu sesuai dengan firman Allah SWT: “dan bersihkanlah pakaianmu,” (QS. Al Muddatstsir: 4).
“Bukan karena takut virus Covid 19, tapi ini untuk pencegahan. Jika segala usaha pencegahan sudah dilakukan, kemudian Allah menakdirkan terkena penyakit, Rasulullah SAW berpesan, agar bersabar dan mengharap pertolongan Allah SWT. Seperti diceritakan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR. Bukhori)
Rasulullah SAW juga mengajarkan doa, “Ya Allah, aku mencari perlindungan kepadamu dari kusta, kegilaan, kaki gajah, dan penyakit jahat.” (HR. Abu Daud). Rasulullah SAW juga bersabda: “Sedekah dapat menolak 70 macam bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak.” (HR Thabrani)
“Kami juga memohon doa kepada seluruh ummat Islam, untuk salah satu ayah santri kami yang mengalami kecelakaan, dan saat ini sedang menjalani operasi di RS Haji Surabaya. Santri ini, memiliki hafalan 28 juz, dan bermukim selama 10 bulan di Pesantren,”jelasnya.
Dengan kejadian ini, kata beliau, santri ini diminta untuk merawat dan melanjutkan usaha orangtuanya di pasar ikan hingga 2 bulan ke depan. “Semoga Allah membuka tabir hikmah untuk keluarga ini, melindunginya dan mampu melanjutkan studinya,” harapnya. [Muhammad Khaerul Muttaqien]