Madrid, Gontornews — Sebuah perusahaan penyedia peti mati di Spanyol kebanjiran order. Perusahaan Ataudes Chao terpaksa bekerja keras untuk memenuhi permintaan seiring meningkatnya angka kematian di Spanyol akibat COVID-19 yang hampir menyentuh 14.000 kasus.
“Pesanan (yang) kami terima naik delapan kali lipat,” ungkap CEO Ataudes Chao, Maria Chao, kepada Reuters.
“Kami mendistribusikan sekitar 300 peti mati setiap harinya hanya untuk memenuhi permintaan di Madrid,” imbuhnya Maria Chao.
Untuk mengejar target permintaan tersebut, Ataudes Chao, merekrut enam pekerja baru dalam 10 hari terakhir. Para pekeja pun dipaksa bekerja 11 jam dalam sehari untuk mengejar target. Perusahaan mengklaim jika tenaga kerja yang dibutuhkan meningkat hampir 25 Persen.
Permintaan peti mati di Spanyol meningkat drastis terutama sejak Pemerintah memberlakukan penguncian atau lockdown secara nasional.
“Sayangnya, kami memperkirakan bahwa permintaan akan tetap tinggi setidaknya 60-70 Persen dalam kondisi saat ini sekalipun tren (penularan COVID-19 di Spanyol) menurun,” jelas Maria.
Kini, gudang perusahaan spesialis peti mati sejak 110 tahun silam tersebut dipenuhi tumpukan peti mati baru. Mereka pun terpaksa menghilangkan simbol Katolik pada peti demi mengakomodasi jenazah non-Katolik.
Data statistik John Hopkins University melansir infeksi COVID-19 di Spanyol mencapai 140.511 kasus atau kedua tertinggi setelah Amerika Serikat. Sedangkan jumlah kematian akibat virus mematikan di Negeri Matador itu mencapai 13.897 kasus per Selasa 7 April 2020.
Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengonfirmasi 1.279.722 kasus COVID-19 dengan 72.616 kematian. Virus mematikan ini juga telah menyebar ke lebih 211 negara di seluruh dunia. [Mohamad Deny Irawan]