• Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
Minggu, 14 Agustus, 2022
Gontornews
Cari Pondok Pesantren
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home News Dunia

Diskriminasi Ekonomi Muslimah India Terus Terjadi

Muslimah India kesulitan mendapatkan pekerjaan hanya karena mereka enggan melepas jilbab.

Mohamad Deny Irawan by Mohamad Deny Irawan
3 Agustus 2022
in Dunia
0
Diskriminasi Ekonomi Muslimah India Terus Terjadi

Dokter Gigi Muslimah asal India, Lubna Aamir (Foto: Al Jazeera)

New Delhi, Gontornews — Lubna Aamir (28) adalah seorang dokter gigi muslimah bersertifikat pelatihan. Tetapi, menjalankan profesinya sebagai dokter gigi profesional masih menjadi impian bagi Lubna. Setelah belajar kedokteran gigi dan beberapa tahun menjalani praktik kedokterannya di sebuah perguruan tinggi di negara bagian Maharashtra, Aamir berharap mendapatkan posisi yang lebih baik.

“Saya ingin mengembangkan apa yang kami sebut dengan praktik kelas dan memiliki pengalaman di luar lingkungan lokal,” kata Aamir kepada Al Jazeera.

Sejak tahun 2018, Aamir mulai melamar pekerjaan di klinik di seluruh India dengan menggunakan pesan elektronik. Ia bahkan mengajukan lamaran secara langsung ke beberapa klinik tetapi tidak kunjung mendapatkan tanggapan.

“Saya mendapatkan nilai bagus dan magang di perguruan tinggi negeri yang banyak diperlukan oleh industri kedokteran gigi. Profil kerja saya bagus. Tetap saja, saya tidak mendapat tanggapan apa pun,” paparnya.

Meski berkontribusi hampir 14 persen dari 1,35 Miliar, muslim di India tidak memiliki kesempatan yang sama baik di sektor pemerintah maupun swasta. Beberapa komisi yang pemerintah tunjuk menemukan bahwa komunitas muslim di India berada di urutan terbawah di antara kelompok sosial India dalam hal pendidikan dan pekerjaan.

BACA JUGA

Kekeringan Susutkan Sumber Pasokan Air di Italia

Suhu Ekstrem di Cina Lampaui 40 Derajat Celcius

PBB Kutuk Serangan Militer terhadap Anak-anak di Gaza

Korea Utara Deklarasi Bebas Covid-19

Jepang-WHO Siap Perkuat Sistem Perawatan Kesehatan Global

Salah satu komisi tersebut menemukan, pada tahun 2006, bahwa Muslim India kurang beruntung dalam hal sosial, ekonomi dan pendidikan. Komisi tersebut mengatakan kurang dari 8 persen populasi muslim di India yang bekerja di sektor formal.

Pada sensus 2011, sensus terakhir pemerintah India, menyatakan bahwa partisipasi perempuan Muslim dalam pekerjaan kurang dari 15 persen, sedangkan perempuan Hindu lebih dari 27 persen. Sementara partisipasi serupa untuk wanita Budha dan Kristen berada di atas 30 persen.

Situasi ini semakin buruk saat partai nasionalis India Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Narendra Modi berkuasa. Di rezim Modi, pemerintah seolah mengerjakan kebijakan yang menargetkan komunitas muslim terutama yang terkait hak-hak ekonomi dan agama mereka.

Para ahli mengatakan bahwa pemerintah India saat ini berdiri di persimpangan perbedaan gender dan agama yang signifikan.

“Biasanya ada. Tetapi dominasi BJP dan RSS telah membuat orang-orang menyerukan pengucilan Muslim di semua sektor ekonomi,” kata Apporvanand, akademisi dan aktivis yang berbasis di New Delhi, India.

“Karena ini selalu mendapatkan perlindungan dan patronase dari negara, (kesenjangan itu) sekarang berlaku secara terbuka,” sambungnya.

Apporvanand tidak segan mengatakan tujuan dari hak Hindu adalah untuk melumpuhkan umat Islam secara ekonomi. “(Pemerintah India seolah) memaksa mereka ke dalam keadaan kekurangan secara terus menerus sehingga mereka menjadi populasi yang tertunduk secara permanen,” ucap Apporvanand.

“Secara politik, umat Islam telah dilemahkan. Idenya sekarang adalah untuk melemahkan mereka di semua sektor kehidupan,” imbuhya.

Dokter gigi Aamir pun mengakui bahwa identitas kemusliman yang ia tunjukkan sebagai alasan di balik kegagalannya untuk mendapatkan pekerjaan. Jika ia bukan seorang muslim, mungkin situasinya akan berbeda.

Selama wawancara, Aamir menjawab beberapa pertanyaan dari pewawancara seputar kehidupan dan kepercayaannya. Tetapi, di akhir wawancara, pewawancara bertanya tentang jilbab yang ia kenakan. Pewawancara bertanya ke Aamir tentang kesediaannya melepas jilbab jika klinik menerimanya. Ia pun dengan tegas menolak permintaan tersebut.

“Dia membawa saya ke samping dan mengatakan kepada saya secara pribadi bahwa dia tidak ingin menyimpan harapan saya untuk pekerjaan itu,” kata Aamir saat mengingat seorang petinggi SDM di sebuah klinik terang-terangan menolak untuk mempekerjakan dirinya karena ia menggunakan jilbab.

Aamir pun putus asa dengan kondisinya. Kini, Aamir beralih profesi dari sektor klinis ke bidang non-klinis. Kini, ia bekerja sebagai analis data medis senior di sebuah perusahaan bioinformatika yang berfokus pada penelitian kanker alih-alih berprofesi sebagai dokter gigi yang menjadi impiannya.

“Saya harus membuat keputusan sulit. Perasaan untuk melakukan hal-hal terhadap pasien tidak cukup membuat Anda menjadi seorang dokter,” tutup Aamir. [Mohamad Deny Irawan]

Tags: DiskirminasiIndiaIslamophobiaLubna Aamir
Share2Tweet1Send
Previous Post

Anies Baswedan Ubah RSUD Jadi Rumah Sehat untuk Jakarta

Next Post

Gelombang Panas di Jepang Terus Meluas

Mohamad Deny Irawan

Mohamad Deny Irawan

Reporter Media Online Gontornews.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Napak Tilas Dua Lembaga Bersejarah, Cikal Bakal Kelahiran Gontor

Napak Tilas Dua Lembaga Bersejarah, Cikal Bakal Kelahiran Gontor

8 Agustus 2022
Ucapan Terima Kasih Keluarga Besar KH Imam Zarkasyi ke Perguruan Thawalib

Ucapan Terima Kasih Keluarga Besar KH Imam Zarkasyi ke Perguruan Thawalib

9 Agustus 2022
Euforia Perhelatan Akbar Pesantren Tuju-Tuju, Siapkan Paket Umrah ke Tanah Suci

Euforia Perhelatan Akbar Pesantren Tuju-Tuju, Siapkan Paket Umrah ke Tanah Suci

11 Agustus 2022
Perjuangan Pendidikan Kiai Gontor di Padang Panjang

Perjuangan Pendidikan Kiai Gontor di Padang Panjang

9 Agustus 2022
Pesan dan Nasihat Dr KH Ahmad Hidayatullah Zarkasyi MA di Pondok Al-Imtinan Putri

Pesan dan Nasihat Dr KH Ahmad Hidayatullah Zarkasyi MA di Pondok Al-Imtinan Putri

12 Agustus 2022
Habib Nabiel Al Musawwa Ulas Empat Derajat Beriman kepada Al-Qur’an

Habib Nabiel Al Musawwa Ulas Empat Derajat Beriman kepada Al-Qur’an

14 Agustus 2022
Ippo Santosa Gaungkan Semangat Muslim Berniaga

Ippo Santosa Gaungkan Semangat Muslim Berniaga

14 Agustus 2022
Kekeringan Susutkan Sumber Pasokan Air di Italia

Kekeringan Susutkan Sumber Pasokan Air di Italia

14 Agustus 2022
Suhu Ekstrem di Cina Lampaui 40 Derajat Celcius

Suhu Ekstrem di Cina Lampaui 40 Derajat Celcius

14 Agustus 2022
Sobat Syariah Gandeng Sakinah Finance dan Semut Colony Gelar Literasi Syariah

Sobat Syariah Gandeng Sakinah Finance dan Semut Colony Gelar Literasi Syariah

14 Agustus 2022
Gontornews

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
[email protected]
[email protected]
[email protected]

TENTANG KAMI

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

© 2021 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com