Manila, Gontornews — Pemerintah Filipina, Jum’at (6/8/2021), memperpanjang masa penguncian untuk Ibu Kota Filipina, Manila. Kebijakan ini berdasar pada penyebaran masif dari varian Delta yang sangat menular, mengurangi beban rumah sakit serta menghindari kehancuran ekonomi.
Pemerintah juga memberlakukan pembatasan pergerakan masyarakat dengan mendirikan beberapa pos pemeriksaan polisi di sejumlah wilayah Ibu Kota. Akibatnya, antrian panjang kendaraan tidak terelakkan karena petugas ingin memastikan hanya pekerja penting saja yang mereka perbolehkan elwat.
Para ahli memperingatkan bahwa lonjakan kasus akibat carian Delta dapat membanjiri sistem kesehatan masyarakat jika pembatasan pergerakan tidak diberlakukan.
Sejauh ini, Filipina telah mengonfirmasi lebih dari 330 kasus varian Delta dalam beberapa pekan terakhir. Pemerintah khawatir penambahan kasus baru Covid-19 seperti halnya negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Meski demikian, pemberlakukan penguncian dalam jangka waktu yang lama juga membuat ekonomi dalam negeri hancur serta jutaan orang kehilangan pekerjaan. Sejumlah warga khawatir penguncian baru ini menyengserakan rakyat meski pemerintah menjanjikan bantuan 4.000 peso per-keluarga.
“Saya berharap pemerintah dapat memberikan bantuan sehingga dapat menutupi pengeluaran kami,” kata penjual ikan Filipina, Junrel Bihag, kepada AFP yang dilansir Channel News Asia.
Sementara itu, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mendesak warga untuk mengikuti program vaksinasi. Pemerintah, lanjut Duterte, tidak akan mengizinkan warga yang belum mendapatkan vaksin untuk beraktifitas secara normal.
“Jika anda keluar, saya akan membaritahu polisi untuk membawa anda pulang. Anda akan kami antar kembali ke rumah karena anda penyebar (virus) berjalan,” kata Duterte.
Meski demikian, upaya vaksinasi di Filipina maish terkendala dengan terhambatnya pasokan vaksin global serta persoalan logistik. Lebih dari 10 juta orang Filipina telah mendapatkan vaksinasi lengkap atau baru 9 persen populasi nasional. [Mohamad Deny Irawan]