Balikpapan, Gontornews — Di sela-sela liputan Safari Dakwah Yusuf Estes di Balikpapan, Kalimantan Timur, rombongan Forum Jurnalis Muslim (Forjim) menyempatkan bersilaturahim ke Pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim. Rombongan dipimpin Ketua Umum Forjim Duddy Sya’bani Takdir.
Forjim tiba di pesantren pusat pergerakan Hidayatullah itu saat para santri sedang menunaikan shalat Dzuhur. Sehingga rombongan langsung menuju masjid dan ikut shalat berjamaah. Usai shalat, Forjim diterima oleh Ketua Yayasan Pesantren Hidayatulah Balikpapan Ustadz Hamzah Akbar dan Sekretaris Ustadz Abul A’la Al Maududi.
“Alhamdulillah, kami diterima baik oleh pimpinan dan para ustadz yang mengajar di pesantren itu. Bahkan kami diajak keliling pesantren yang luasnya puluhan hektar itu,” kata Ketua Umum Forjim Dudy Takdir Sya’bani saat berdialog dengan pihak yayasan, Selasa (20/3/2018).
Dudy juga menjelaskan, bahwa salah satu agenda Forjim adalah menjalin hubungan silaturahim dengan ormas-ormas Islam, salah satunya dengan Hidayatullah. Sebagai wartawan Muslim, sudah selayaknya kami mendekat dengan ormas Islam.
Sementara itu, Ustadz Abul A’la memberitahukan, rencananya tahun ini Hidayatullah akan melaksanakan Silaturahim Nasional (Silatnas) di Balikpapan. Sejumlah perwakilan Hidayatullah di 34 provinsi di seluruh Indonesia akan hadir ke Balikpapan.
Sebagai pesantren atau Kampus Induk, Ustadz Abul A’la menyebut Gunung Tembak adalah pusat gerakan kultural Hidayatullah.
Sebagai informasi, Hidayatullah awalnya sebuah pondok pesantren yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 120 hektar di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Pondok pesantren ini didirikan oleh Ustadz Abdullah Said pada 7 Januari 1973.
Dalam perkembangannya, Ustadz Abdullah Said mengirimkan santri-santrinya untuk berdakwah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah minoritas Muslim. Di tempat tugas yang baru, para santri Hidayatullah tak sekadar berdakwah, tetapi juga membangun cabang pondok pesantren Hidayatullah.
Pada akhirnya, tersebarlah ke lebih dari 100 kabupaten di seluruh Indonesia dalam bentuk pondok pesantren tersebut. Fokus kegiatannya adalah sosial, pendidikan, dan dakwah. [Fathurroji]