Jakarta, Gontornews — Indonesia mencabut peringatan tsunami pada hari Selasa (14/12) setelah gempa bumi bawah laut berkekuatan 7,3 menerjang Pulau Flores.
Menurut US Geological Survey, gempa terjadi pada kedalaman 18,5 kilometer di bawah laut, dan terletak 112 kilometer utara kota Maumere, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Setelah peringatan tsunami awal oleh Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii dan kemudian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan itu beberapa jam setelah gempa.
Arabnews.com merilis, Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan warga di daerah tersebut merasakan gempa yang kuat. Tayangan TV menunjukkan orang-orang melarikan diri dari gedung-gedung yang terguncang akibat guncangan.
Bupati Flores Timur, Anton Hayon, mengatakan tidak ada kerusakan yang dilaporkan.
“Kami meminta masyarakat di wilayah pesisir untuk menjauh dari garis pantai, terutama di sisi utara karena ada tsunami besar di sana pada tahun 1972,” kata Hayon.
Dia menambahkan bahwa warga sebelumnya pernah ikut latihan tsunami dan mereka tahu apa yang harus dilakukan.
Indonesia, negara kepulauan yang luas dengan penduduk 270 juta orang, sering dilanda gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami karena lokasinya di “Cincin Api”, busur gunung berapi dan garis patahan yang mengelilingi Pasifik.
Gempa besar terakhir terjadi pada bulan Januari, berkekuatan 6,2 yang menewaskan sedikitnya 105 orang dan melukai hampir 6.500 di Provinsi Sulawesi Barat.[]