Pattani, Gontornews — Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr. Salim Segaf Al Jufri mendapat gelar Alim Rabbani dari Universitas Fatoni, Thailand. Gelar tersebut diberikan pada Sidang Senat Terbuka Universitas Fayoni di Pattani, Ahad (4/9/2022).
Salim menyebut, anugerah gelar Alim Rabbani yang diberikan kepada dirinya merupakan sebuah tanggung jawab besar, ia mengatakan seorang Alim Rabbani berperan besar terhadap Islam, masyarakat dan bangsa.
“Rektor Universitas Fathoni, sahabat yang mulia Prof. Ismail Lutfi Japakia, menyampaikan kabar akan memberikan gelar al-Alim al-Rabbani. Sebuah kehormatan yang tidak pantas saya dapatkan, karena prasyarat untuk menjadi Alim Rabbani sangat berat berdasarkan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah. Apalagi, tanggung-jawab seorang Alim Rabbani akan lebih berat lagi bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan umat Islam pada umumnya,” tutur Dr. Salim dalam pidatonya di Fattoni University.
Salim menjelaskan, beratnya menjadi seorang Alim Rabbani dikarenakan tidak hanya harus mempunyai menguasai keilmuan di bidang fiqh tapi juga memiliki wawasan dan arahan untuk memberi solusi dalam problematika yang dihadapi manusia saat ini.
“Betapa berat syarat menjadi Alim Rabbani, saya tidak tahu apakah ada manusia di masa kini yang bisa mencapainya? Seorang Alim Rabbani di masa kini tidak cukup hanya menguasai ilmu-ilmu keislaman (faqih), melainkan juga harus memiliki wawasan dan mampu memberi arahan bagi permasalahan manusia kontemporer,” terang Salim.
“Problema kemanusiaan yang mencuat saat ini antara lain: perang dan konflik antar negara, ketimpangan sosial-ekonomi yang semakin melebar (kemiskinan dan pengangguran), perubahan iklim yang mengancam kehidupan manusia (kelangkaan air bersih, polusi udara, kebakaran hutan dan kegagalan panen), penyimpangan aqidah (ajaran sesat), dan kerusakan moral (LGBT),” lanjutnya.
Ia menuturkan, seorang Alim Rabbani tidak bisa bergerak sendiri, perlu ada kolaborasi untuk menghadirkan solusi atas problematika yang hadir agar masyarakat mendapat arah yang mencerahkan.
“Semua masalah tersebut membutuhkan solusi dan arahan yang mencerahkan. Karena itu, sosok Alim Rabbani tidak bisa bergerak sendiri (single fighter), namun harus berkolaborasi dengan jaringan ulama dan cendekiawan dari berbagai bidang,” ucap Salim.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi dan Oman itu kemudian teringat dengan sosok sang Kakek, Sayyid Idrus Salim Al Jufri atau dikenal dengan Guru Tua atas kiprah dakwahnya di Indonesia.
“Bila mendengar istilah Alim Rabbani, saya teringat dengan perjuangan kakek saya: Sayid Idrus ibn Salim al-Jufri. Beliau lahir di Hadramaut, Yaman tapi memiliki keluarga di Indonesia. Karena itu, beliau melakukan perjalanan ke kota Pekalongan dan Solo, Jawa Tengah, berkhidmah dalam dunia pendidikan dan dakwah,” kata dia.
“Beliau juga pernah singgah beberapa tahun di kota Jombang, Jawa Timur dan bertemu dengan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Salah satu hasil perbincangan kedua tokoh itu, Sayid Idrus melanjutkan dakwah ke kota Palu, Sulawesi Tengah dan mendirikan Perguruan Al-Khairaat. Sebagaimana NU, maka Al-Khairaat juga membawa misi Ahlus Sunnah wal Jamaah. Dakwah berkembang tidak hanya di seluruh Sulawesi, tetapi juga meluas ke Kepulauan Maluku hingga Papua,” lanjutnya.
Salim menyebut, perjuangan dari Sayyid Idrus diabadikan dalam sebuah buku yang menceritakan tentang dakwah sang Guru Tua, ia menerangkan sang Kakek dianugerahi penghargaan dari negara atas jasanya terhadap bangsa terutama dalam Kemerdekaan.
“Sebuah buku ditulis berjudul Sang Alim Rabbani Al-Ustadz Sayyid Idrus bin Salim al-Jufri: Sekilas Pemikirannya di Bidang Pengajaran dan Pendidikan Islam. Masyarakat menyaksikan Sayid Idrus berjuang dan berdakwah dengan sepenuh hati, pikiran, jiwa, raga, harta dan keahliannya. Pemerintah Republik Indonesia telah memberikan penghormatan dengan gelar Bintang Mahaputra Adipradana , selangkah menuju Pahlawan Nasional,” imbuh Salim.
Dr. Salim menutup pidatonya dengan memotivasi para mahasiswa yang hadir agar mempelajari sosok Alim Rabbani, meneladaninya untuk menjadi bekal dalam berkiprah ditengah masyarakat.
“Kepada para mahasiswa dan generasi muda Muslim di mana saja berada, saya berpesan: pelajarilah biografi dan perjuangan sosok Alim Rabbani di sekitar kita. Jangan hanya melihat kemasyhuran dan kehebatannya, tetapi cermati pengorbanan dan perjuangannya untuk kepentingan umat dan bangsa. Simaklah bagaimana mereka membina diri, memegang teguh komitmen, bersabar dengan segala ujian, menghormati adat masyarakat setempat, beradaptasi dengan lingkungan berbeda, dan berkolaborasi dengan banyak orang,” ucap Salim.
“Saya berdoa, semoga Universitas Fathoni semakin berkembang, para Dosen, mahasiswa dan alumninya memberikan kontribusi besar bagi kemajuan umat dan bangsa. Semoga masyarakat Thailand dan Indonesia semakin sejahtera dengan hadirnya para pemimpin yang amanah. Semoga umat Islam di kawasan Asia Tenggara dan di seluruh dunia dapat mengatasi berbagai persoalan yang menimpanya,” pungkasnya.
Hadir membersamai Dr. Salim diantaranya Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan, Sekretaris Majelis Syura PKS Syauqi Abdul Aziz, Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini, Ketua DPP PKS Bidang Humas Ahmad Mabruri, Wakil Ketua DPP PKS Bidang Kepemudaan Yanuar Ariwibowo, Wakil Ketua DPP PKS Bidang Kaderisasi Khozin Abu Faqih, Staff KSP PKS Sapto Waluyo dan Staff Fraksi PKS DPR RI Danang.[DJ]