Pasang Iklan Pasang Iklan
  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
Sabtu, 27 Februari, 2021
Gontornews
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home News Nasional

HNW: Aneh, Tokoh Penggagas Islam Moderat Prof Din, Dilaporkan ke KASN dengan Tuduhan Radikalisme

“Ini harus dikritisi dan dikoreksi, agar tidak jadi preseden, agar tidak ada lagi tokoh yang orientasinya moderat, dan antiradikalisme, malah dengan mudah dituduh dan dilaporkan sebagai radikal, hanya karena perbedaan pandangan atau pilihan potitik,” jelasnya.

Rusdiono Mukri by Rusdiono Mukri
12 Februari 2021
in Nasional
0
Foto: Riau Post

Jakarta, Gontornews — Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr HM Hidayat Nur Wahid MA mengkritisi kasus pelaporan kode etik aparatur sipil negara (ASN) terhadap Prof Dr Din Syamsuddin dengan jabatan sebagai Dosen UIN Syarif Hidayatullah dengan tuduhan radikalisme. Laporan tuduhan itu saat ini ditangani oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

“Prof Din Syamsudin, tokoh penggagas Wasathiyat al-Islam (Islam Moderat), dan berhasil menyelenggarakan Pertemuan Ulama dan Cendekiawan Muslim se-Dunia mendukung Wasathiyat al-Islam, juga baru saja menjadi pembicara pada Perayaan  Al Azhar (Mesir) untuk Persaudaraan Kemanusiaan Dunia. Itu even internasional untuk pengarus-utamaan moderasi menolak radikalisme, yang diinisiasi oleh Syaikh Al Azhar bersama Paus Fransiscus. Maka sangat tidak rasional dan aneh, bila tokoh yang dikenal sebagai Penggagas Negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi wasy-Syahadah, tokoh terhormat yang diterima dan dikenal sangat luas sebagai antiradikalisme dan sangat moderat sekelas Prof Din itu malah dituduh radikal. Wajarnya KASN dan Kementerian Agama (Kemenag) mengkritisi dan tidak mengamini laporan aneh tersebut. Dan lebih aneh lagi, kalau sampai meluluskan aduan tersebut. Apa kata dunia?” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (11/2).

HNW, sapaan akrab Hidayat Nur Wahid, mengakui bahwa KASN memang memiliki kewenangan untuk mengawasi kode etik dari setiap ASN, serta memeriksa laporan yang masuk ke lembaga tersebut. Sekalipun demikian, wajarnya KASN berlaku selektif dengan memverifikasi laporan-laporan yang masuk, agar menjaga profesionalitas, dan tidak membuang energi institusi yang memiliki tugas yang sangat penting tersebut.

“Laporan terhadap Prof Din atas tuduhan radikalisme itu jelas tidak masuk akal. Dan bila KASN tetap akan memeriksa laporan ini, seharusnya KASN paham bahwa yang diadukan adalah tokoh nasional dan internasional yang sangat dikenal moderat dan antiradikalisme yaitu Prof Din Syamsuddin, tokoh yang sudah dua periode memimpin PP Muhammadiyah, dan di MUI pernah dipercaya sebagai ketua umum, wakil ketua umum atau ketua dewan pertimbangan. Beliau juga pernah dipercaya menjabat sebagai Chairman World Peace Forum, Honorary President World Conference on Religions for Peace (WCRP), dan sampai sekarang masih diamanahkan sebagai Chairman of Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC). Beliau tokoh dan aktivis yang justru dikenal moderat dan antiradikalisme,” jelasnya.

BACA JUGA

Mirisnya Dampak Sosial dan Keamanan Miras, HNW: Presiden Jokowi Mesti Tarik Perpres Investasi Miras

Kemenag Perluas Akses Madrasah Inklusi untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Pandemi, Kemenag Mulai Kembangkan Madrasah Digital

Serap Aspirasi Warga, HNW: Masyarakat Menolak Penghapusan Santunan Korban Covid-19 oleh Kemensos

LPB MUI Terjunkan Tim Relawan Bencana di Berbagai Daerah

Lebih lanjut Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan bahwa Prof Din dengan kiprah-kiprahnya itu menunjukkan bahwa sikap antiradikalisme dan paham moderat Prof Din tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga oleh dunia internasional. “Akan jadi preseden buruk, dan berdampak luas, bila tokoh sekaliber Prof Din yang moderat dan antiradikaliame, malah dituduh sebagai radikal. Maka mestinya KASN menyelidiki, dan umat waspada, apa motif di balik pelaporan ini. Pengalihan isu? Pecah belah umat? Pendiskreditan tokoh-tokoh umat?” tukasnya.

Lebih lanjut, HNW merasa perlu bersuara karena khawatir kalau isu radikalisme ini hanya digunakan segelintir pihak untuk membungkam suara-suara kritis terhadap pemerintah dan memecah belah bangsa. Ia mengatakan bahwa dalam dunia demokrasi, kritikan terhadap pemerintah merupakan vitamin, dan perlu dilakukan oleh setiap warga negara, sebagai bahan koreksi dan masukan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

“Presiden Jokowi sendiri meminta agar rakyat aktif memberikan kritik kepada pemerintah. Nah, Prof Din justru termasuk yang aktif mengkritik pemerintah secara konstruktif, dan memberi masukan solutif kepada pemerintah. Tapi tetap dalam koridor demokrasi, obyektivitas, dan etika. Jangan sampai, ini menjadi preseden bahwa seorang yang mengkritik pemerintah sesuai anjuran Presiden Jokowi, malah mudah distigma dan dilaporkan dengan tuduhan radikalisme yang jelas mengada-ada itu,” tukasnya.

Oleh karena itu, HNW berharap agar KASN dan Kemenag bisa objektif, dan mempertimbangkan secara adil, profesional dan komprehensif rekam jejak Prof Din, seorang tokoh antiradikalisme. “Ini harus dikritisi dan dikoreksi, agar tidak jadi preseden, agar tidak ada lagi tokoh yang orientasinya moderat, dan antiradikalisme, malah dengan mudah dituduh dan dilaporkan sebagai radikal, hanya karena perbedaan pandangan atau pilihan potitik,” jelasnya.

“Sikap kritis konstruktif konstitusional seperti yang dilakukan Prof Din, wajarnya justru ditolerir untuk menguatkan  komitmen NKRI sebagai negara hukum dan meningkatkan kualitas demokrasinya, sesuai dengan permintaan Presiden Jokowi agar rakyat lebih aktif menyampaikan masukan dan kritik untuk peningkatan dan perbaikan penyelenggaraan negara,” pungkasnya. []

Tags: Din SyamsuddinHNWIslam moderatRadikalisme
Share237Tweet148Send
Previous Post

CDC Konfirmasi Kasus Varian Baru Virus Korona di Washington

Next Post

DPR Dukung BAZNAS Gencarkan Gerakan Cinta Zakat

Rusdiono Mukri

Rusdiono Mukri

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Klik Untuk Memesan Buku

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bimbel Primago Adakan Workhshop dan Imla Competition Primago 2021 Gratis Bagi Calon Pelajar Gontor 2021

Bimbel Primago Adakan Workhshop dan Imla Competition Primago 2021 Gratis Bagi Calon Pelajar Gontor 2021

24 Februari 2021
Informasi Pendaftaran Santri Baru Ma’had Al-Muqoddasah Li Tahfidzil Qur’an

Informasi Pendaftaran Santri Baru Ma’had Al-Muqoddasah Li Tahfidzil Qur’an

22 Desember 2020
Masjid Jami' Pondok Modern Darussalam Gontor

Pendaftaran Gontor Dilakukan Online. Begini Caranya!

30 April 2020
Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

19 September 2018
KH Hasan Abdullah Sahal | radikalisme

Kita Dijebak dengan Istilah Radikalisme

18 Oktober 2020
Foto: Hurriyetdailynews.com

Armenia: Ribuan Orang Turun ke Jalan Setelah PM Memperingatkan ‘Upaya Kudeta’

26 Februari 2021
Bahas RUU Pesantren, Dua Diksi Ini Disepakati Masuk Definisi Pesantren

Juni 2021 Raperda Pengembangan Pesantren di Jatim Akan Disahkan

26 Februari 2021
Pemkab Ponorogo Serahkan Bantuan Bus Sekolah Untuk Tiga Pesantren

Pemkab Ponorogo Serahkan Bantuan Bus Sekolah Untuk Tiga Pesantren

26 Februari 2021
Artis Muda Syakir Daulay Didaulat Sebagai Duta Wakaf

Artis Muda Syakir Daulay Didaulat Sebagai Duta Wakaf

26 Februari 2021

Gus AMI Meminta Pemerintah Prioritaskan Vaksin untuk Ustadz di Pesantren

26 Februari 2021
Gontornews

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
sirkulasi@gontornews.com
iklan@gontornews.com
penjualan@gontornews.com

Cari

No Result
View All Result

Tentang Kami

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

© 2018 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com