New Delhi, Gontornews — Pemerintah India, Kamis (21/10/2021), merayakan pencapaian pemberian 1 Miliar dosis vaksin Covid-19 dengan musik dan tarian. Pemerintah mengklaim pencapaian ini monumental meski belum lama ini memutuskan untuk memperlambat kampanye vaksinasi untuk memberi jarak masa inokulasi.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyampaikan pencapaian ini dengan menemui staf di sebuah rumah sakit di New Delhi.
“21 Oktober 2021 telah tercatat dalam sejarah karena India telah melewati batas 1 miliar pemberian dosis vaksin Covid-19. Sekarang, negara ini memiliki perisai kuat 100 Miliar dosis vaksin untuk memerangi pandemi terbesar dunia dalam 100 tahun terakhir,” ucap Modi sebagaimana dilansir Reuters.
“Ini seperti festival bagi kami karena 1 Miliar dosis telah diberikan dan, dengan upaya dari semua pihak, pandemi telah terkendali di Maharashtra dan seluruh negara,” ungkap Rajesh Dere seorang petugas kesehatan di pusat vaksinasi nasional.
Badan kesehatan dunia, WHO, mengucapkan apresiasi dan selamat kepada India karena telah mencapai tonggak sejarah pemberian 1 Miliar dosis vaksin. Sebagai informasi, WHO menggantungkan pasokan vaksin ke platform berbagi vaksin Global, COVAX, kepada India.
Setelah kampanye vaksinasi yang lambat pada bulan Januari, India telah menapai tiga perempat dari 944 juta warga dewasanya setidaknya dengan satu dosis. Sementara mereka yang telah menerima dua dosis vaksin mencapai 31 persen dari total populasi nasional.
Hampir 90 persen pasokan vaksin Covid-19 di India berasal dari Serum Institute of India (SSI). SSI memproduksi vaksin Covid-19 berlisensi perusahaan vaksin global AstraZeneca bernama Covashield. Sejak April, SII meningkatkan produksi vaksin AstraZeneca hingga tiga kali lipat. Kini, SSI memproduksi sekitar 220 juta dosis vaksin setiap bulan.
Pemerintah, melalui otoritas terkait, mendesak warga untuk mendapatkan vaksin dengan cept. Pasalnya, musim festival yang sedang berlangsung, mulai dari pertemuan keluarga dan belanjar masal, meningkatkan risiko gelombang infeksi baru. [Mohamad Deny Irawan]