30
Tonton Selengkapnya
Popup Image
32 °c
Special capital Region of Jakarta
Wed
Thu
Tuesday, 20 May, 2025
Login
Langganan
gontornews.com
Cari Pondok Pesantren
  • Home
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
  • Berlangganan
  • MG Digital
  • Login
No Result
View All Result
gontornews.com
Langganan
Home Values Kolom

Indonesia dalam Pusaran Ideologi Oplosan Sekularisme

Oleh Ahmad Sastra, Forum Doktor Muslim Indonesia

Rusdiono Mukri by Rusdiono Mukri
28 August 2019
in Kolom
0
Indonesia dalam Pusaran Ideologi Oplosan Sekularisme

Memimpin negara berarti mengelola tiga aspek strategis yakni manusia, kehidupan dan alam semesta. Manusia adalah aspek rakyat atau sumberdaya manusia. Kehidupan meliputi aspek pendidikan, ekonomi, politk, budaya, keamanan dan sosial. Sementara alam semesta berdimensi ekologis dan sumber daya alam.

Yang membedakan antarnegara dalam pengelolaan tiga aspek tersebut adalah landasan nilai dan ideologi. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak melandaskan atas nilai dan ideologi dalam berbangsa dan bernegara. Aspek kedua pembeda antar negara adalah soal kepemimpinan. Landasan nilai merujuk kepada sumber normatif, sementara aspek kepemimpinan merujuk kepada kepribadian seorang pemimpin.

Kepribadian seorang pemimpin suatu negara bisa diukur dengan pola pikir atas realitas kehidupan rakyat dan paradigmanya atas sumberdaya manusia. Pola pikir yang benar akan melahirkan pola sikap yang benar, begitupun sebaliknya. Ada pepatah mengatakan sikap yang benar dengan satu tangan lebih baik dari sikap yang salah meskipun dengan dua tangan.

Indonesia, negeri zamrud katulistiwa dengan penduduk lebih dari 250 juta dengan kekayaan alam yang super melimpah adalah realitas. Kesalahan pandangan atas rakyat dan sumberdaya alam akan melahirkan kesengsaraan rakyat. Paradigma yang benar atas keduanya akan melahirkan kesejahteraan dan keselamatan kehidupan rakyat.

BACA JUGA

Lanjutkan Estafet Perjuangan, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Membentuk Formasi Pimpinan Baru Periode 2025-2030

Kolaborasi Global: Memperkuat Jejaring Akademik dengan Institusi Internasional

Teacher, Leader dan Manager: Tiga Pilar Pendidikan Pesantren dalam Mewariskan Peradaban

Mengenang Almarhum Abdullah Badawi

Sewindu Darul Falah Cimenteng: Menelusuri Jejak Wakaf yang Menginspirasi

August Comte, seorang sosiolog yang menjadi rujukan pemikiran Barat membagi tahapan paradigma manusia atas realitas. Pertama, tahap teologis/fictius di mana eksistensi Tuhan dijadikan sebagai sumber ilmu dan realitas. Kedua, tahap metafisika/abstrak yang mengedepankan kekuatan abstrak sebagai sumber fenomena. Ketiga, scientific yang meyakini hukum alam sebagai penyebab gejala alam semesta.

Ketiga tahapan Comte menegaskan proses sekularisasi paradigma atas realitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimulai dari tahap teologis menuju tahap filosofis dan akhirnya kepada tahap materialistis. Tak mengherankan jika pengelolaan negara di Barat berlandaskan nilai-nilai sekular dan liberal. Definisi kebahagiaan rakyat di Barat diukur oleh ketercapaian materi yang bersifat duniawi.

Tampaknya paradigma Comte terinspirasi dari tokoh-tokoh filsafat Barat seperti Thales yang memandang adanya gejala alam terhadap keberadaan air, udara, dll. Sokrates yang mengajarkan dialektika, metode untuk menemukan definisi. Dialektika Sokrates dikembangkan oleh Plato sehingga dialektika melahirkan thesis, antithesis dan sintesis. Hegel dan Karl Mark yang membangun dialektika materialism, dialektik proletariat versus kapitalis.

Barat kemudian menjadikan nilai dan ideologi kapitalisme sebagai worldview dalam pola pengelolaan negara. Nilai-nilai teologis telah lama ditinggalkan oleh negara-negara Barat. Nilai teologis diserahkan kepada individu-individu. Seluruh perbuatan rakyatnya tidak ditimbang berdasarkan moral dan etika, namun berdasarkan konsensus sosial.

Sementara di belahan timur ada negara yang menjadikan komunisme sebagai landasan nilai dan ideologi, di mana aspek teologis diabaikan sama sekali. Agama justru dianggap sebagai candu dan menghambat kemajuan negara. Dialektika materialisme menjadi sumber inspirasi kepemimpinan negara berbasis komunisme atheis.

Istilah sekular berasal dari bahasa Latin “saeculum” yang oleh Naquib al-Attas diistilahkan dengan paham kedisinikan adalah ideologi Barat yang menolak sistem agama dalam semua urusan dunia seperti politik, sosial, pendidikan, ekonomi dan budaya. Dalam paradigma sekular, kehidupan harus diatur berasaskan kepada rasional, ilmu dan sains.

Paham pemisah antara agama dan dunia ini menganggap kewujudan sebenarnya adalah melalui pancaindera bukan unsur-unsur rohaniah dan metafisik yang sukar dikesan melalui kajian modern. Prinsip lainnya adalah bahwa nilai baik dan buruk ditentukan oleh akal manusia bukannya teks agama. Bahkan menganggap alam ini terjadi melalui fenomena sains dan kimia tertentu bukannya refleksi kuasa Tuhan.

Sementara Islam adalah agama dan peradaban sekaligus. Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam –artinya tunduk atau patuh– selain yaslamu salaam –yang berarti selamat, sejahtera, atau damai. Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian: islamul wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah), istislama (tunduk secara total kepada Allah), salaamah atau saliim (suci dan bersih), salaam (selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai).

Dari pengertian Islam, maka Muslim adalah dia yang menyerahkan segenap wujudnya di jalan Allah Ta’ala. Yakni mewakafkan wujudnya untuk Allah, mengikuti kehendak-kehendakNya, serta untuk meraih keridhaanNya. Kemudian dia berdiri teguh di atas perbuatan-perbuatan baik demi Allah semata. Dan dia menyerahkan segenap kekuatan amaliah wujudnya di jalan Allah. Artinya, secara akidah dan secara amalan, dia telah menjadi milik Allah semata.

Dalam perspektif paradigmatik, ideologi sekularisme yang lahir dari Barat ini jelas bertentangan dengan Islam. Sebagai contoh pandangan Islam terhadap alam semesta sangat bertentangan dengan pandangan sekularisme. Menurut Islam, pandangan terhadap alam semesta bukan hanya berdasarkan akal semata sebagaimana pandangan sekularisme.

Alam semesta dalam Islam difungsikan untuk menggerakkan emosi dan perasaan manusia terhadap keagungan al-Khaliq, kekerdilan manusia dihadapanNya, dan pentingnya ketundukan kepadaNya. Artinya, alam semesta dipandang sebagai dalil qath’i yang menunjukkan keesaan dan ketuhanan Allah

Gelombang modernisme peradaban Barat dengan basis sekular-liberal ke dunia Islam merupakan ancaman terbesar dalam bidang pemikiran dan keimanan. Perdaban Barat Modern tidak mempedulikan aspek kemanusiaan. Pendidikan modern Barat telah menghilangkan keyakinan kaum muda Muslim terhadap agamanya. Padahal keyakinan adalah aset terpenting dalam kehidupan seseorang.

Berbeda dengan Islam yang sempurna dalam kaitan konsepsi kepemimpinan negara yang menjadikan nilai teologis sebagai landasan filosofis dan empiris. Rakyat, kehidupan dan alam semesta dalam pandangan Islam adalah anugerah Allah yang mesti disyukuri sebagai sebuah amanah. Ketiga aspek itu dalam pandangan Islam adalah sebagai wasilah untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan berbangsa dan bernegara.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” [QS Ali Imran : 190-191].

Tampak jelas dalam ayat di atas bagaimana seharusnya seorang pemimpin negara memiliki paradigma yang holistik. Kepemimpinan dalam Islam adalah pemimpin pembelajar atas seluruh nilai dan realitas yang sedang terjadi dan menjadikan paradigma teologis sebagai timbangannya untuk menemukan hakekat kebenaran hakiki.

Pemimpin pembelajar dalam pandangan Islam mesti mampu menimbang segala realitas secara metodis, sistematis, logis dan verifikatif di mana nilai-nilai teologis normatif sebagai panduannya. Sebab seluruh manusia, kehidupan dan alam semesta oleh Allah tidaklah diciptakan tanpa tujuan spiritual. Keberkahan hidup berbangsa dan bernegara oleh Allah diindikasikan adanya rakyat yang beriman dan bertaqwa.

Mencintai Indonesia versi pemimpin pembelajar adalah dengan memahami bentuk penjajahan gaya baru sebagai musuh yang akan merugikan negeri ini sebagaimana zaman kolonial di masa lampau. Neokolonialisme seperti kapitalisme sekular dan komunisme atheis adalah dua bentuk penjajah baru melalui hegemoni ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan sosial yang jauh lebih berbahaya dibandingkan zaman kolonial prakemerdekaan. Kedua nilai ideologi ini telah terbukti memiskinkan dan menyengsarakan rakyat Indonesia.

Sekularisme sebagai ideologi oplosan yang mencampur aduk antara akal dan nafsu, haq dan batil telah menjadi pusaran kuat yang menjerat seorang Muslim yang terlibat memimpin negara demokrasi. Mereka hampir tidak mampu keluar dari jeratan ini, selama masih berkubang dalam politik demokrasi. Keluar dari sistem demokrasi dan membangun peradaban dari luar sistem dengan membangun kesadaran umat adalah alternatif terbaik.

Maka bagi para pemimpin adalah bijak merenungkan firman Allah berikut, Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raf: 96).

[AhmadSastra,KotaHujan,28/08/19 : 14.00 WIB]

Tags: IslamLiberalismeSekularisme
Share351Tweet9Send
Previous Post

Erdogan Jajagi Kemungkinan Pembelian Jet Tempur Su-57 Rusia

Next Post

Antropolog Belanda Berkunjung ke Gontor

Rusdiono Mukri

Rusdiono Mukri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Lanjutkan Estafet Perjuangan, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Membentuk Formasi Pimpinan Baru Periode 2025-2030

Lanjutkan Estafet Perjuangan, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Membentuk Formasi Pimpinan Baru Periode 2025-2030

18 May 2025
Reuni Seperempat Abad Alumni Gontor Laviola 2000 di Darel Azhar Banten, Konsolidasi Santri Lintas Profesi untuk Khidmat Umat

Reuni Seperempat Abad Alumni Gontor Laviola 2000 di Darel Azhar Banten, Konsolidasi Santri Lintas Profesi untuk Khidmat Umat

11 May 2025
INAIS Bogor Gelar Wisuda Sarjana dan Magister

INAIS Bogor Gelar Wisuda Sarjana dan Magister

17 May 2025
Ini dia Lirik Lagu Gontor ‘Takkan Terlupa’

Ini dia Lirik Lagu Gontor ‘Takkan Terlupa’

30 August 2021
INAIS Bogor Targetkan Peningkatan Status Jadi Universitas Islam Sahid

INAIS Bogor Targetkan Peningkatan Status Jadi Universitas Islam Sahid

18 May 2025
Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

0
Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

0
Cara Muslim di AS Mendidik Non-Muslim

Cara Muslim di AS Mendidik Non-Muslim

0
Demi Stabilitas Pendidikan dan Pelajaran di KMI* (Bagian Pertama)

Demi Stabilitas Pendidikan dan Pelajaran di KMI* (Bagian Pertama)

0
Berbaktilah kepada Orangtua Sebelum Penyesalan Datang

Berbaktilah kepada Orangtua Sebelum Penyesalan Datang

0
Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

19 May 2025
Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

19 May 2025
Cara Muslim di AS Mendidik Non-Muslim

Cara Muslim di AS Mendidik Non-Muslim

19 May 2025
Demi Stabilitas Pendidikan dan Pelajaran di KMI* (Bagian Pertama)

Demi Stabilitas Pendidikan dan Pelajaran di KMI* (Bagian Pertama)

19 May 2025
Berbaktilah kepada Orangtua Sebelum Penyesalan Datang

Berbaktilah kepada Orangtua Sebelum Penyesalan Datang

18 May 2025
gontornews.com

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
[email protected]
[email protected]
[email protected]

TENTANG KAMI

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
  • Privacy Policy

INSTAGRAM

Ikuti Kami

  • Terima kasih untuk hari yang luar biasa...
Untuk narasumber yang menginspirasi,
dan peserta yang luar biasa semangatnya.Satu hari pelatihan,
banyak ilmu, tawa, dan semangat yang kami bawa pulang.Semoga ini bukan akhir,
tapi awal dari langkah-langkah besar kita selanjutnya.📚✨
Sampai jumpa di pelatihan berikutnya,
tetap semangat menulis dan berbagi kebaikan!#PelatihanJurnalistik #Gontornews #BelajarBersama #TerimaKasih #PelatihanBermanfaat #JurnalismePositif
  • Besok, Insya Allah Pelatihan Jurnalistik kita laksanakan.Terima kasih untuk semua yang sudah mendaftar dan memilih hadir.
Kami doakan semoga menjadi pengalaman belajar yang berkesan dan penuh manfaat.Bagi yang belum sempat mendaftar, kami sangat memahami.
Tapi jika hatimu masih ragu dan ternyata ingin ikut, kami masih membuka satu kesempatan terakhir.. hingga malam ini.📌 Link pendaftaran di bio
📍 Kamis, 15 Mei | Kantor Majalah Gontor, Cilandak – Jakarta SelatanMari belajar menulis dengan niat baik, agar kebaikannya terus mengalir 🍃
#PelatihanJurnalistik #Gontornews #BelajarMenulis #KebaikanLewatTulisan
  • Aku suka nulis... tapi tulisanku layak dibaca nggak ya?"Pertanyaan itu mungkin pernah mampir di pikiran kamu.
Dan mungkin kamu bingung harus mulai dari mana.Tenang. Kamu nggak sendiri.
Dan kabar baiknya: kamu nggak harus menebak-nebak sendirian.📣 Ada pelatihan jurnalistik bareng Rusdiono Mukri, jurnalis senior Majalah Gontor & eks Republika.
Beliau akan membimbing kamu dari dasar — supaya tulisanmu nggak cuma enak dibaca, tapi juga bernilai berita.📅 Kamis, 15 Mei 2025
📍 Cilandak, Jakarta Selatan
💸 Rp150.000 (sudah termasuk makan, sertifikat, dan majalah)Ini bukan pelatihan biasa.
Ini langkah awal kamu menuju dunia jurnalistik yang sesungguhnya.📝 Daftar sekarang lewat link di bio
atau langsung klik: www.formulir.gontornews.comKuota terbatas. Jangan tunggu siap, karena kamu bisa mulai dulu, baru jadi siap.
  • Rangkaian Kegiatan Peringatan 100 Tahun Gontor#majalahgontor
#gontornews
  • 📚 Sudahkah Anda miliki?
Perpustakaan Keluarga MuslimInilah saatnya Anda memiliki perpustakaan pribadi di rumah Anda...
Buku-buku Islam rujukan Keluarga Muslim yang terdiri dari:Tafsir Ibnu Katsir (10 jilid)
Fathul Bari Syarah Shahih Al Bukhari (56 jilid)Harga:
💸 Rp 8.160.000
💰 Anda hemat Rp 2.040.000💬 Kutipan inspiratif:
“Buku merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya.
Buku adalah jendela ilmu pengetahuan.
Uang bisa habis, harta bisa lenyap,
tapi ilmu pengetahuan tidak bisa dicuri.”📦 Berat: 97 kg
🚚 FREE ONGKIR Se-Jabodetabek
🎁 BONUS RAK BUKU (Persedian terbatas)📞 Pemesanan Hubungi kami:
📱 0812-3416-0133#majalahgontor
#gontornews
@pustakaimamasysyafii
  • Panduan Pendaftaran Online Calon Pelajar Kulliyyatul Mu
  • "Kritik bisa jadi cahaya atau bisa jadi api. Tergantung bagaimana niat dan caramu  menyampaikannya."#KritikBermakna #AdabKritik #DaiDanKritik #GontorQuotes #IslamicWisdom #HikmahHarian #gontornews #majalahgontor
  • Kita menuntut ilmu untuk jadi orang yang baik,
bukan orang yang bisa menjawab pertanyaan ujian.
Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian.
Jangan salah kaprah. (KH. Hasan Abdullah Sahal)
  • Sebaik-baik orang adalah orang yang baik kepada keluarganya#majalahgontor
#gontornews

© 2023 gontornews.com. All Rights Reserved

Banner Ad
▲
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
  • Home
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
  • Berlangganan
  • MG Digital
  • Login
No Result
View All Result