London, Gontornews — Sebuah lembaga riset yang berbasis di London menyebut pencabutan aturan penguncian wilayah (Lockdown) tidak membantu memulihkan ekonomi. Lembaga riset Resolution Foundation melaporkan temuan tersebut.
Dalam survei yang mereka lakukan, pendapatan warga Inggris mengalami penurunan hingga 23 persen dalam rentang Juli-September. Sementara pada periode April-Juni, warga Inggris mengalami penurunan pendapatan hingga 27 persen.
Riset tersebut juga mengemukakan bahwa pemberlakuan lockdown di Inggris telah menyebabkan mayoritas warga Inggris mengalami pengurangan pendapatan. Tidak hanya itu, klaster rumah tangga berpenghasilan rendah menanggung beban kebijakan pencegah pandemi tersebut.
Artinya, 3 dari 10 orang dewasa mengalami kesulitan dalam memperoleh pendapatan. Dampaknya, seseorang tidak mampu membayar kebutuhan dasar rumah tangga hingga asupan makanan keluarga seperti buah ataupun sayur.
“Pemerintah perlu terus memperkuat jaring pengaman sosial yang menjadi sandaran bagi banyak keluarga,” kata Ekonom Resolution Foundation, Karl Handscomb, kepada Reuters.
Sementara itu, Resolution Foundation juga mengatakan kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu sekitar 64.000 poundsterling pe rtahun, terlihat tidak memburuk. Umumnya, mereka hanya melihat anggaran keluarga mengalami peningkatan dari sebelum pandemi. Beruntung, kalangan masyarakat ini rajin menabung sejak sebelum pandemi.
Berbeda dengan masyarakat berpenghasilan tinggi, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah justru mengalami situasi anggaran yang memburuk.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson telah memerintahkan penguncian baru selama 30 hari ke depan yang akan berakhir 2 Desember mendatang. Selain itu, beberapa wilayah Inggris juga mengalami pembatasan atau lockdown. [Mohamad Deny Irawan]