Astana, Gontornews — Badan Ketahanan Pangan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Jumat (28/07/2023), mengatakan setengah dari negara anggota OKI menghadapi ancaman kelaparan dan kekurangan gizi. Kepala Organisasi Islam untuk Ketahanan Pangan, Islamic Organization for Food Security (IOFS), Yerlan A Baidaulet mengatakan ketidakstabilan politik dan perubahan iklim menyebabkan kelaparan dan kekurangan gizi di negara-negara Muslim.
βKami mendengar tentang kudeta militer di negara-negara seperti Burkina Faso dan Mali dan Anda tahu situasi yang berkembang sekarang di Sudan. Ada ketidakstabilan di banyak negara di dunia Muslim,β kata Baidaulet di sela-sela pertemuan 3 hari di kantor pusat Organisasi Pangan PBB, Food and Agricultural Organization (FAO) di Roma Italia.
Baidaulet mengatakan perubahan iklim telah menjadi masalah terbaru yang mempengaruhi ketahanan pangan di negara-negara Muslim.
βKemarin saya bertemu dengan Menteri Pertanian Tunisia. Ia memberi tahu saya bahwa negara itu memproduksi sektiar 14-15 juta ton gandum setiap tahun. Sayangnya, karena perubahan iklim dan kelangkaan air akibat cuaca panas, mereka hanya menghasilkan 2,5 juta ton saja,β paparnya kepada Anadolu.
βPopulasi meningkat tetapi pasokan makanan menurun,β ucap Baidaulet.
Pada momen tersebut, Baidaulet juga menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan Turki dalam menjaga ketahanan pangan bagi negara-negara muslim. βTurki memainkan peran yang sangat penting dalam bidang ketahanan pangan bagi negara-negara muslim. Kami berharap kerja sama kami akan semakin kuat dari tahun ke tahun,β tegas Baidaulet.
Sebagai satu dari delapan lembaga khusus OKI, IOFS berfokus pada pengembangan sektor pertanian dan pembangunan pedesaan terutama untuk menghindari perluasan wilayah dengan kelangkaan pangan dan menjaga ketahanan pangan di negara-negara anggota. [Mohamad Deny Irawan]