Jakarta, Gontornews — Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (4/3/2021), meminta pemerintah daerah untuk mempercepat dan mengintensifkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Presiden berharap percepatan vaksinasi juga diikuti dengan percepatan penciptaan kekebalan komunal.
“Terkait program vaksinasi, saya juga telah mengingatkan dan meminta pemerintah daerah untuk lebih cepat, untuk lebih giat lagi melaksanakan vaksinasi di daerah masing-masing agar kita sesegera mungkin dapat membentuk kekebalan kelompok (herd immunity),” kata Jokowi saat menyampaikan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia, Kamis.
“Semuanya akan memulai secara besar-besararn proses vaksinasi yang tentunya kita harapkan juga didukung oleh distribusi vaksin yang baik,” imbuhnya sebagaimana dilansir Sekretariat Kabinet.
Presiden Jokowi mengatakan percepatan vaksinasi harus terus bergulir ke semua provinsi, kabubaten, kota di Indonesia. Bagi Jokowi, percepatan vaksinasi merupakan salah satu kunci untuk mengendalikan laju penularan Covid-19 dan menanggulangi pandemi.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah memulai program vaksinasi sejak 13 Januari lalu. Presiden menegaskan bahwa sasaran vaksinasi tahap pertama adalah tenaga kesehatan. Setelahnya, kelompok masyarakat lanjut usia dan petugas pelayanan publik menjadi prioritas penerima vaksin tahap kedua.
“Sudah dimulai juga vaksinasi untuk guru, awak media, pedagang pasar. Kita ingat di Pasar Tanah Abang di Jakarta dan juga di Pasar Beringharjo dan kawasan Malioboro di Jogja juga telah dimulai vaksinasi. Kita harapkan nanti semua provinsi melakukan hal yang sama,” papar Jokowi.
Tidak hanya itu, kelompok masyarakat dari TNI, Polri, pegawai Kementerian, tokoh agama dan atlet juga telah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin Covid-19
“Hingga hari ini sudah lebih dari dua juta orang sudah disuntik vaksin dan sebanyak 12 juta vaksin telah didistribusikan ke 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota,” ujar Kepala Negara.
Agar tercapai kekebalan kelompok diperlukan vaksinasi terhadap 70 persen penduduk Indonesia atau sekitar 182 juta jiwa. Untuk kebutuhan vaksinasi tersebut, Presiden menyampaikan sejak awal Pemerintah telah melakukan berbagai pendekatan untuk memperoleh vaksin COVID-19, baik melalui skema pemerintah ke pemerintah (G-to-G) maupun langsung ke produsen vaksin.
“Hingga kini kita telah memiliki 38 juta dosis vaksin COVID-19, 3 juta dosis vaksin dalam bentuk sudah jadi dan 35 juta dalam bentuk bahan baku vaksin. Insyaallah juga di bulan Maret ini akan datang lagi vaksin dari AstraZeneca sebanyak 4,6 juta dosis vaksin jadi,” ungkap Kepala Negara.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan, sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia satu tahun lalu, berbagai usaha telah dan terus dilakukan Pemerintah untuk menanggulangi dampak dari pandemi tersebut. Penanggulangan tersebut, imbuhnya, dapat dilakukan Pemerintah dengan dukungan dan kebersamaan dari semua pihak, terutama masyarakat.
“Prioritas Pemerintah sejak awal pandemi sudah sangat jelas, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama. Untuk itu, Pemerintah terus melakukan upaya 3T (testing, tracing dan treatment /tes, lacak, dan isolasi). Masyarakat tetap harus melakukan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak),” tutup Presiden. [Mohamad Deny Irawan]