Ottawa, Gontornews — Pemerintah Kanada bersama dengan Pemerintah Inggris melarang masuk impor barang asal Uighur, Xinjiang, Selasa (12/1/2021). Upaya ini dilakukan dalam rangka menekan Cina akibat pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh etnis minoritas Uighur di Xinjiang.
“Kanada sangat prihatin terhadap penahanan massal yang dilakukan oleh Pemerintah Cina secara sewenang-wenang dan penganiayaan terhadap etnis Uighur dan etnis minoritas lainnya,” kata Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne.
“Bersama dengan Inggris, kami mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa kami tidak terlibat dalam pelecehan Muslim Uighur di Xinjiang,” katanya sebagaimana dilansir Yeni Safak.
Dengan kebijakan ini, Kanada dan Inggris melarang masuk produksi barang-barang atau produk yang dibuat dengan skema kerja paksa tidak diimpor asal Xinjiang. Langkah ini bertujuan untuk melindungi pebisnis yang secara tidak sadar terlibat dalam skema kerja paksa etnis Uighur. Champagne menyampaikan bahwa Inggris juga melakukan tindakan serupa terhadap produksi barang-barang asal Xinjiang.
Selain itu, Kanada juga memberlakukan kontrol ekspor terhadap pelaku bisnis yang terlibat dengan pelanggaran HAM di Xijiang.
“Kami akan tetap teguh (dalam) memastikan bahwa perusahaan Kanada menjunjung tinggi nilai-nilai Kanada di manapun mereka beroperasi,” kata Menteri Binsis Kecil, Promosi Ekspor dan Perdagangan Internasional Kanada, Mary Ng.
Kanada juga menunjuk seorang Ombudsman pada 2019 untuk mengawasi asal usul barang ekspor dan impor yang masuk ke Kanada.
Pada tahun 2019, ekspor Kanada ke Cina mencapai 23 miliar dolar Kanada atau sekitar 254 triliun rupiah. Sementara impor mencapai 75 miliar dolar Kanada atau sekitar 830 triliun rupiah. [Mohamad Deny Irawan]