“Capailah sesuatu yang besar, maka yang kecil akan ikut”, ujar Prof Mahmud dalam kuliah umum di IAI-N Laa Roiba Bogor, Senin (16/9) siamg. ”Kalau cita-cita hanya lulus dan sarjana, itu cita-cita kecil. Sebab, kalau kuliah bener, sarjana itu sudah pasti. Kembalilah pada niat belajar karena Allah. Targetnya ridho Allah. Kalau Allah ridho, insya Allah kalian bisa jadi rektor, jadi gubernur” tambahnya.
Menurut Rekor UIN Bandung, cita-cita itu harus dua. ”Cita-cita dunia dan akhirat. Jalannya harus sesuai jalan Allah. Mencapai segala sesuatu itu, ada ilmunya. Ada caranya, pelajari caranya.”
Pada bagian lain, Koordinator Kopertais II Wilayah Jawa Barat – Banten itu menjelaskan urgensi menuntut ilmu. Menurutnya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menuntut ilmu. Pertama, aspek emosi. Kedua, aspek Rasional dan Ketiga, aspek Spiritual.
Bagi Muslim, perintah iqro adalah landasan wajibnya menuntut ilmu. ”Perintah Iqro adalah wajib. Iqro yang pertama adalah membaca masa lampau. Iqro kedua, membaca masa kini dan Iqro ketiga, membaca masa depan. Jika kita menguasai ini maka kita akan menjadi seseorang yang menguasai bahkan melampaui masanya.”
”Dengan iqro kalian akan cerdas, dengan cerdas kalian akan menjadi pemimpin (sebagai nara sumber), bukan hanya sekadar pengikut (peserta) atau pengekor,” tegas Prof Mahmud.
Kepada 241 mahasiswa baru IAI-N Laa Roiba, Rektor UIN menantang: “mulai sekarang silakan pilih, mau jadi pemimpin yang menjadi trendsetter, atau sekedar follower ikut arus zaman?” [AP/DJ]