Ghosts in The Nursery atau Hantu-hantu Pengasuhan adalah kecenderungan orang tua untuk membawa masalah-masalah yang ada di masa kecil mereka yang belum terselesaikan ke dalam pengasuhan anak mereka.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Profesor Kedokteran Keluarga di Universitas Tromsø dan Trondheim, Anna Luise Kirkengen dalam sebuah artikel yang dikutip ncbi.nlm.nih.gov menulis bahwa Terapis Psikolog Robin Karr-Morse menjelaskan bahwa bayangan buruk orang tua di masa anak-anak memberikan dampak tidak baik dalam pengasuhan anak dan mengancam masa depan anak-anak mereka.
Hal tersebut juga dapat menimbulkan penderitaan transgenerasi, kemarahan dan kekalahan, kebencian dan agresi, pelanggaran dan kekerasan dalam diri anak-anak.
Dalam fenomena tersebut, Karr-Morse menggambarkan pola kompleks logika hidup yaitu ada latar belakang drama sosial dan kemasyarakatan yang semakin berkembang dengan meningkatkannya peristiwa penembakan di sekolah yang melibatkan anak-anak di Amerika Serikat.
Selain itu, dalam penelitiannya, Karr-Morse mencoba untuk memberikan contoh, yaitu hasil kutipan dari dialog dengan seorang pembunuh muda yang dia beri nama Jeffrey, dan saudaranya bernama John. Dengan menelusuri perkembangan dari Ghosts in The Nursery yang mereka alami sehingga menghasilkan kejahatan dan membentuk mereka menjadi seorang pembunuh.
“Manusia dilahirkan bergantung kepada orang lain, harus digendong, diberi makan, dihibur, dan dihibur oleh orang lain. Struktur otak, pola sel kekebalan, dan respons hormonal mereka dipengaruhi oleh cara mereka bertemu dan diperlakukan,” tulisnya.
Sementara itu, Pembicara Parenting Eka Wardhana dalam tulisannya di akun media sosial pribadinya menjelaskan bahwa Ghosts in The Nursery merupakan satu diantara sebab terjadinya pertengkaran antara orang tua dan anak.
“Perilaku anak sering memicu timbulnya luka di alam bawah sadar orangtua,” tulis pendongen tersebut.
Luka alam bawah sadar orangtua tersebut lanjutnya, berasal dari pengalaman tidak enak atau menyakitkan dari masa kanak-kanak. Amarah yang berasal dari masa kanak-kanak, bila dipicu sering muncul dan bahkan menguasai pribadi orang dewasa.
Selain itu, Pendiri Rumah Pensil Publisher itu juga menjelaskan marah yang terjadi secara spontan pada orang tua akibat anak yang tidak menurut atau sering membantah lantaran adanya pengalaman sakit di masa kecil yang sesekali bisa terpicu dan muncul untuk menguasai emosi kita.
Namun demikian, orangtua yang di masa kecilnya diasuh dengan baik dan penuh sayang, menurut Eka, lebih besar terhindar dari hal semacam ini. “Jadi penting banget bagi kita menjaga agar anak-anak kita tidak mengalami hal yang menimbulkan luka psikologis yang ternyata bisa kumat di masa depannya,” katanya.[Devi]