Ismailia, Gontornews — Setelah mendapat kecaman dari lembaga Hak Asasi Manusia internasional, panitia penyelenggara festival di gurun Sarabium di Ismailia, Mesir. Menurut kepala federasi unta Mesir (the Egyptian Camel Federation/ECF) mengatakan sebagai gantinya, mereka akan menggunakan joki robot sebagai ganti joki anak-anak.
Sedangkan untuk kategori dewasa, pengendara unta tetap diperbolehkan demi menjaga tradisi turnamen.
“Insya Allah, dalam satu tahun ke depan, tidak ada joki manusia, kecuali beberapa orang dewasa yang sudah menjadi tradisi,” ungkap ketua ECF, Eid Hamdan Hassan.
Sebelumnya, sejumlah negara teluk mengeluarkan larangan bagi joki anak-anak untuk mengikuti kejuaraan olahraga tradisional Mesir tersebut. Selain berpotensi luka-luka, anak-anak sering mengalami penculikan atau dijual oleh keluarga mereka.
Sementara itu, Presiden Federasi Balap Unta Afrika (the African Camel Racing Federation/ACRF), Esam El-Din Atiyah mengakui bahwa penunggang unta dari anak-anak sering mengalami luka.
“Organisasi HAM telah mengonfirmasi bahwa (joki anak-anak) itu merupakan bagian dari eksploitasi anak,” jelasnya.
Meski demikian, Esam El-Din Atiyah juga mengatakan bahwa peralihan dari joki anak ke robot terhitung mahal dan memakan waktu yang cukup panjang. “Robot berfungsi baik dengan unta yang tidak cenderung bersandar,” tambah Esam El-Din.
Secara teknis, festival ini diikuti oleh 150 unta yang berkompetisi dalam delapan kategori jarak 5 hingga 15 km dan disaksikan lebih dari 1.000 penonton.
Jika menang, harga unta akan melonjak tajam. Sebaliknya, jika unta kalah, maka para pemilik hanya bisa menjual untanya dengan harga yang sangat murah.
“Ketika unta anda menjualnya dengan harga yang bagus mulai dari 150.000-200.000 pound Mesir (123-164 juta Rupiah) per ekor,” ujar salah seorang pemilik unta peserta kompetisi, Mohamed Mostafa.
“Unta yang tidak menang hanya dapat dijual seharga 10.000 pound Mesir (sekitar 8,2 Juta Rupiah),” pungkas Mostafa. [Mohamad Deny Irawan]