Jakarta, Gontornews — Kasus bullying saat ini sedang marak terjadi. Bullying bukan hanya terjadi dalam lingkungan sekolah, tetapi juga telah merambah ke dunia maya, dan kehidupan sehari-hari.
Dampak psikologis pada korban bullying di antaranya mencakup stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, bullying juga dapat mengganggu proses pendidikan, mempengaruhi produktivitas di tempat kerja, dan memunculkan ketidaksetaraan serta konflik dalam masyarakat.
Untuk itu, pada hari Rabu, 20 September 2023, Esensi (Imprint Penerbit Erlangga), pukul 15.15- 16.35 WIB, bertempat di Panggung Utama Islamic Book Fair 2023, Istora Senayan menyelenggarakan talkshow bertajuk Bicara Diam: Membahas Bahaya Diam dalam Kasus Bullying dengan narasumber terkemuka yakni Belinda Agustya (Psikolog Anak dan Remaja), Tantri Arihta Sitepu (Penulis Buku AntiBullying/Tim Komunitas Sudah Dong), Brisia Jodie (Musisi), dan dimoderatori oleh Rezara.
Pada talkshow ini setiap narasumber akan berbagi ilmu dan memaparkan tentang pengetahuan bullying sesuai dengan latar belakang dan keahliannya. Di antaranya bagaimana sikap diam dalam menghadapi bullying, baik sebagai korban, saksi, guru, atau orangtua, bisa berdampak negatif. Lalu, cerita pengalaman pribadi dari seorang Brisia Jodie, serta pendapat psikolog yang memberikan wawasan dari sudut pandang yang lebih luas, termasuk merumuskan punchline rumus memecah rantai diam dalam kasus bullying.
Pada akhir sesi talkshow, para narasumber dan peserta (siswa, guru, dan orangtua) talkshow bersama-sama menuliskan janji untuk tidak diam terhadap tindakan bullying pada secarik kertas dan menempelkannya pada papan yang telah disediakan.
Menurut Fikri Somyadewi, Assistant Management Director of Product Penerbit Erlangga, talkshow antibullying menjadi penting untuk memberikan edukasi tentang risiko yang terkait dengan bullying, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampaknya, dan mengajarkan strategi pencegahan serta cara menghadapinya.
“Melalui seminar ini, kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, mendukung kesejahteraan mental individu, dan mempromosikan budaya yang lebih inklusif dan peduli di seluruh lapisan masyarakat,” paparnya. [Adv]