Ponorogo, Gontornews — Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) resmi melantik Prof Dr Hamid Fahmy Zarkasyi sebagai Rektor Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor masa bakti 2021-2025, Rabu (23/12). Selain pelantikan, kesempatan ini juga diikuti dengan serah terima jabatan dari Rektor UNIDA lama, Prof Dr Amal Fathullah Zarkasyi, ke Rektor UNIDA yang baru.
Dalam acara yang dilaksanakan di Hall Gedung Terpadu UNIDA tersebut, hadir Pimpinan PMDG, KH Hasan Abdullah Sahal, KH Amal Fathullah Zarkasyi, dan KH Akrim Mariyat. Selain pimpinan Gontor, hadir pula Anggota Badan Wakaf Gontor, dosen, dan mahasiswa UNIDA.
Sebagaimana dilansir unida.gontor.ac.id, Sidang Badan Wakaf PMDG ke-86 memutus sekaligus menetapkan Prof Dr Hamid Fahmy Zarkasyi sebagai Rektor UNIDA yang baru menggantikan Prof Amal Fathullah Zarkasyi yang mendapatkan amanat sebagai Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Selain melantik Rektor, Pimpinan Gontor juga melantik jajaran rektorat yang baru. Untuk Wakil Rektor I UNIDA bidang Akademik dan Kemahasiswaan diemban oleh Dr Abdul Hafidz Zaid MA; Wakil Rektor II bidang Keuangan diemban oleh Dr Setiawan bin Lahuri MA . Sementara Wakil Rektor III bidang Penelitian dan Kerjasama diemban oleh Dr Khoirul Umam MEc.
Dalam sambutan pertamanya sebagai rektor, Prof Dr Hamid menegaskan bahwa jabatan rektor di universitas bukanlah jabatan politik dan tidak untuk diperebutkan. Baginya, jabatan rektor merupakan amanat yang akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT, baik di dunia maupun akhirat.
Ke depan, Dr Hamid menegaskan bahwa UNIDA Gontor akan berambisi untuk menjadi World Class University; perguruan tinggi yang diakui baik nasional maupun internasional.
Demi memperingati 100 tahun Gontor, pada tahun 2026, UNIDA berharap semua program sutdi sudah terakreditasi A. Putra KH Imam Zarkasyi tersebut juga berniat untuk menjadikan UNIDA terakreditasi secara internasional.
“Paling tidak, UNIDA Gontor terakreditasi di ASEAN,” katanya.
Sementara itu, Pimpinan PMDG, KH Hasan Abdullah Sahal, meminta UNIDA untuk meneguhkan identitas dan jati diri. “UNIDA Gontor harus punya identitas diri. Kalau tidak, lebih baik tidak usah berdiri saja!” tegas Kiai Hasan.
Secara implisit, Pimpinan Gontor meminta agar UNIDA tetap memegang teguh prinsip dan nilai pendidikan Gontor serta tidak mudah terombang-ambing arus yang berlawanan dengan Islam. [Mohamad Deny Irawan/Ahmad Kali Akbar]