Batang, Gontornews – Pondok Modern Tazakka selenggarakan Workshop Internasional bahasa Arab di Batang, Senin (6/2). Dalam acara ini pula hadir perwakilan dari Universitas Abu Nur Damaskus dan Universitas King Saud di Riyad. Uniknya, kesemua acara dilangsungkan dalam satu hari tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar yang menjadi rutinitas harian di PM Tazakka.
Salah seorang narasumber yang hadir, Dr Ali Mayouf berkenan memberikan pelatihan metode pengajaran bahasa arab di depan sekitar 130 guru dan dosen bahasa arab yang merupakan utusan pesantren dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
“Ya, ada beberapa profesor dan ahli dalam bidang bahasa Arab dari IMLA, UN Malang dan UIN Malang, dan pesertanya juga ada yang dari Batam, Kalteng, DKI, Jawa dan Sumatera” jelas Direktur KMI PM Tazakka, M Bisri.
Tidak hanya pelatihan metode pengajaran bahasa Arab, di hari yang sama, PM Tazakka juga kedatangan salah seorang warga Mesir yang fasih berbahasa Arab. namanya, Husein Ellazabi, menantu mantan Duta Besar RI untuk Indonesia, Komjen Pol (Purn) Nurfaizi Suwandi. Husein Ellazabi diperkenankan untuk mengenalkan santri dan para guru pada penutur bahasa arab asli dari sumbernya atau yang lebih dikenal dengan native speaker.
Bisri mencanangkan setidaknya satu kali dalam setahun, program kelas internasional seperti ini dilaksanakan. tidak saja untuk bahasa Arab, penutur bahasa Inggris pun juga akan didatangkan.
“Fungsi native speaker selain untuk mengasah rasa bahasa supaya persis seperti penutur aslinya, juga dalam rangka memperluas cakrawala berbahasa bagi para santri,” jelas Bisri.
Tidak ketinggalan pula, tamu dari Unviersitas Abu Nur Damaskus, Dr Muhammad Abdul Karim dan Dr Osamah hadir di PM Tazakka. Dr Osamah, misalnya, memberikan hadiah berupa lantunan seni bacaan (qiroah) kepada para santri dan guru-guru.
“Suaranya merdu sekali, dan menggetarkan jiwa yang mendengarnya, memang, selain pakar tafsir, beliau ini juga seorang qori internasional,” ujar Ustadz Anizar Masyhadi yang mengaku telah mengenal Dr Osamah sejak bertugas di KBRI Damaskus pada tahun 2008.
Dalam kesempatan yang sama, Dr Abdul Karim berkenan memberikan pesan dan nasehat kepada para santri. Menurutnya, setiap santri memikul amanat ilmu untuk ditunaikan bagi kemasalahatan dunia dan akhirat.
“Orang-orang yang berilmu memiliki tanggungjawab untuk menjaga dunia ini dari kehancuran akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Pengasuh PM Tazakka, KH Oyong Shufyan mengomentari dengan padatnya kegiatan di PM Tazakka tanpa mengurangi rutinitas harian mereka. Menurutnya, santri PM Tazakka telah terbiasa dengan dinamika dan mobilitas yang tinggi.
“Ya, mereka insyaAllah telah terdidik menyiapkan acara-acara seperti itu dalam waktu yang sempit, itu bagian dari pendidikan, supaya di masyarakat kelak mereka terbiasa bergerak cepat dan dinamis,” pungkasnya. [Mohamad Deny Irawan]