Aqaba, Gontornews — Perdana Menteri Yordania, Selasa (28/6/2022), telah menginstruksikan pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan atas ledakan gas beracun di Pelabuhan Laut Merah Aqabah, Senin (27/6/2022). Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa insiden ini menewaskan setidaknya 13 orang sementara 250 orang lain mengalami luka-luka.
Pada hari Senin, sebuah alat derek pelabuhan yang memuat tangki klorin terjatuh ke sebuah kapal. Insiden tersebut menyebabkan ledakan dan asap kuning beracun yang menyebar secara cepat ke sekitar lokasi jatuhnya tangki berisi gas klorin.
Perdana Menteri Yordania, Bisher Al-Khasawneh, mengatakan konsentrasi gas di daerah sekitar wilayah tersebut telah kembali normal. Ia memastikan bahwa sebagian besar aktivitas di sekitar pelabuhan sudah kembali berjalan normal kecuali lokasi tempat kejadian, yang saat ini masih menjalani proses pembersihan dan pemeriksaan.
Arab News melansir PM Khasawneh mengonfirmasi ada warga negara asing yang tewas dalam ledakan gas klorin di pelabuhan Aqabah, tanpa memberikan rincian. Ia juga memastikan bahwa korban luka-luka yang sempat mendapatkan perawatan telah mendapat izin pulang oleh pihak rumah sakit.
Direktorat Keamanan Publik mengatakan pihak berwenang daerah tersebut setelah berhasil mengevakuasi korban luka serta mengirim spesialis untuk mengatasi situasi tersebut.
Media lokal seperti Jordan TV mengatakan ada 13 orang korban tewas. Sementara media Al-Mamlaka TV menjelaskan ada 199 orang yang masih dirawat di rumah sakit. Secara total, Direktorat Keamanan Publik Yordania melansir 251 korban luka akibat insiden tersebut.
Sebagai informasi, Aqaba berada di Laut Merah paling Utara yang berbatasan langsung dengan sebuah kota di Israel, Eilat. Kedua wilayah tersebut merupakan destinasi favorit bagi para wisatawan yang ingin menghabiskan waktu di pantai serta spot menyelam paling populer.
Layanan darurat di Eilat mengatakan bahwa tidak ada dampak pada kota seraya tetap mencermati situasi pasca insiden secara cermat. [Mohamad Deny Irawan]