Bogor, Gontornews — Pondok Pesantren Modern Sahid Bogor, Senin (17/03/2025), menyelenggarakan penulisan mushaf al-Qur’an terpanjang dengan kaligrafi Hijazi. Kegiatan yang dilakukan untuk memperingati Nuzulul Qur’an 17 Ramadhan itu melibatkan 800 santri Pondok Modern Sahid dan dihadiri langsung oleh Kepala Lajnah Pentashih al-Qur’an Abdul Aziz Shidqi beserta tim Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI).
Dalam sambutannya, Pembina Yayasan Wakaf Sahid Husnul Khotimah, Sri Bimastuti Handayani, menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kecintaan para santri dan masyarakat secara umum terhadap kitab suci al-Qur’an. Kegiatan ini juga diselenggarakan untuk memberikan edukasi tentang sejarah penulisan al-Qur’an di masa-masa awal.
Sri Bimastuti Handayani menambahkan, kegiatan penulisan mushaf al-Qur’an ini akan berlanjut hingga 27 Mei 2025 mendatang atau bertepatan dengan peringatan ulang tahun Pondok Pesantren Modern Sahid ke-25. Rencananya, kegiatan tersebut akan melibatkan 1000 santri Pondok Pesantren Modern Sahid yang akan menuliskan mushaf al-Qur’an terpanjang secara bergantian.
“Kegiatan ini berawal dari ide saat kunjungan ke Uzbekistan pada tahun 2018 dan melihat langsung manuskrip ‘Usman bin Affan’ pada waktu itu, sehingga terbersit untuk memperkenalkan dokumen yang luar biasa tersebut kepada masyarakat Indonesia,” kata Sri Bimastuti sebagaimana dilansir laman resmi Kementerian Agama.
“Dokumen manuskrip ini akan ditulis kembali dalam bentuk gulungan Mushaf yang memanjang hingga 2000 meter dan rencananya akan didaftarkan ke MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai salinan Manuskrip al-Qur’an terpanjang dengan kaligrafi Hijazi,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an Kementerian Agama, Abdul Aziz Sidqi menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Yayasan Sahid yang turut memperkenalkan kepada masyarakat sejarah penyalinan Mushaf al-Qur’an serta melestarikan tradisi tersebut.
“Kami turut bangga dan mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat terhadap sejarah penyalinan mushaf al-Qur’an serta usaha untuk melestarikannya,” ungkapnya.
“Kegiatan ini sejalan dengan visi misi Bayt al-Qur’an dan Museum Istiqlal yang berada di bawah pengelolaan LPMQ yang mempunyai tugas untuk merawat dan melestarikan khazanah al-Qur’an dan seni budaya yang bernafaskan Islam,” imbuhnya.
Di akhir acara, Kepala LPMQ Abdul Aziz Sidqi bersama Pengurus Yayasan Sahid meresmikan penulisan Mushaf al-Qur’an terpanjang dengan kaligrafi Hijazi dengan menuliskan Surat Al-Fatihah sebagai penanda dimulainya penulisan mushaf tersebut. [Mohamad Deny Irawan]