Majalengka, Gontornews — Pondok Modern Darussalam Sukaraja (PMDS) menggelar Perkemahan Sabtu-Ahad di Bumi Perkemahan Legok Leles, Padaherang, Majalengka, 17-18 Agustus 2024. Agenda tahunan PMDS tersebut juga diselenggarakan dalam rangka merayakan dan mensyukuri Hari Kemerdekaan RI yang ke-79.
Dalam sambutannya, Pimpinan PMDS Ustadz Muhammad Zakiyaman berkenan untuk menjelaskan makna serta cara menyikapi kemerdekaan itu sendiri. Merdeka, ucap Ustadz Zaki, bukan berarti bebas melakukan kemaksiatan atau hal negatif secara bebas melainkan bebas melakukan kebaikan di tengah keburukan yang muncul di tengah masyarakat.
“Arti bebas sesungguhnya adalah apabila kita bebas melakukan kebaikan di tengah keburukan, bebas mengatakan kebenaran, bebas memberikan sesuatu kepada yang berhak menerima,” kata Ustadz Zaki saat membuka Persabah di Bumi Perkemahan Legok Leles Majalengka, Sabtu, 17 Agustus 2024.
“Acara perkemahan ini sangat penting bagi para santri. Kalian dididik untuk tahan banting, tahan dalam berbagai macam situasi, kondisi dan keadaan, diuji dalam kedinginan, belajar mandiri, belajar hidup sederhana karena kalian adalah calon-calon pemimpin umat,” sambungnya kepada Gontornews.com.
Alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor 2007 itu menjabarkan rentetan kegiatan bernama Persabah atau Perkemahan Sabtu-Ahad tersebut. Di antaranya, lomba memasak, hasta karya, cerdas cermat, lomba keterampilan baris-berbaris (LKBB), sandi morse, sandi semaphore, unggung gembira, croos country hingga lomba agustusan.
Untuk kegiatan Persabah kali ini, Darussalam Sukaraja menyiapkan total 9 tenda: 4 tenda santri, 1 tenda panitia dan 4 tenda guru. Adapun total peserta yang mengikuti kegiatan tahunan ini adalah 20 santri dan 10 guru PMDS.
Sekalipun tinggal di alam liar, Ustadz Zaki juga berpesan kepada para santri untuk selalu menjaga shalat 5 waktu selama di area perkemahan. “Kalian harus tetap menjaga shalat berjamaah, lima waktu. Di manapun kalian berada, shalat lima waktu berjamaah harus dikerjakan. Terlebih, di bumi perkemahan ini bisa pula menjadi sarana dakwah dan syiar bagi peserta yang lain,” ujarnya.
“Kita ini seorang pramuka tetapi kita juga seorang Muslim. We are scout but we are Moslem,” imbuhnya menutup. [Mohamad Deny Irawan]