Jakarta, Gontornews — Wakil Ketua MPR RI Dr HM Hidayat Nur Wahid, Lc, MA (HNW) mendukung masyarakat dunia terutama kampus-kampus di Indonesia untuk terus menyuarakan pembelaan terhadap kemerdekaan Palestina dan mengutuk aksi brutal Israel di Gaza yang menyebabkan terjadinya tragedi kemanusiaan. Dan mengapresiasi disepakatinya gencatan senjata di Gaza, agar tragedi dihentikan, tapi itu semuanya tetap harus dikawal, mengingat track record Israel selama ini.
HNW menyampaikan hal itu kepada wartawan selepas dirinya menjadi keynote speech dalam seminar bertema “Palestina: Sebuah Tragedi Kemanusiaan di Zaman Modern”. Kegiatan yang digelar di Universitas Paramadina, Cipayung, Jakarta, Kamis (16/1/2025), itu menghadirkan pengamat hubungan internasional dan akademisi seperti Prof Hikmahanto Juwana, Pipip A Rifai Hasan, PhD, Dian Wirengjurit, MA, dan Prof Din Syamsuddin (Ketua Pengarah ARI-BP: Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina).
Pembelaan kepada Palestina menurut HNW telah dilakukan oleh berbagai kampus di dunia. “Kampus-kampus di Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, Australia, Jepang, serta negara-negara lainnya telah turun besar-besaran mendukung Palestina merdeka dan mengutuk aksi kekerasan yang dilakukan oleh Israel,” ujarnya.
“Di Indonesia, Muhammadiyah telah menyerukan kampus-kampus yang berada di bawah naungannya untuk melakukan hal serupa,” tambahnya.
Seminar terkait Palestina yang dilakukan oleh Universitas Paramadina diapresiasi oleh politisi PKS itu. “Saya mendukung apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang didirikan oleh Prof Nurcholish Madjid ini,” ujarnya.
Sesuai namanya “Paramadina”, ia merujuk pada komunitas yang melanjutkan spirit generasi “para Madinah” yang hidup pada masa Rasulullah di mana kehadirannya sukses membela kaum tertindas di Madinah dengan menghentikan dan mengalahkan kezaliman dan kejahatan yang dilakukan oleh kaum Yahudi. “Dari kemenangan itulah selanjutnya lahir Piagam Madinah, piagam tertulis tertua yang sukses diterapkan menghadirkan masyarakat dan negara yang utama, rahmatan lil alamin,” paparnya.
Piagam Madinah, menurutnya, merupakan piagam tertulis yang paling tua di mana kesepakatan yang dijalin antarberbagai agama dan suku menghadirkan kehidupan yang demokratis dan memihak pada sisi kemanusiaan.
Aksi yang dilakukan oleh berbagai kampus di dunia bersama Lembaga-lembaga internasional seperti PBB, ICC, ICJ, Amnesty Internasional, OKI, Liga Arab dan berbagai pihak perantara itu, juga merupakan respons positif atas keteguhan dan kegigihan para pejuang Palestina di Gaza yang menuntut keadilan dan kemerdekaan bagi Palestina melawan genosida, kejahatan kemanusiaan dan penjajahan oleh Israel, disebut oleh Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor itu, membuahkan hasil dengan adanya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina (Hamas). Gencatan senjata akan berlaku mulai 19 Januari 2025.
Menurut HNW gencatan senjata ini disponsori dan dimediatori oleh banyak negara seperti Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.
“Amerika Serikat kali ini menjadi pendukung gencatan senjata mungkin juga karena realisasi janji Donald Trump saat dirinya kampanye Pilpres di depan komunitas Muslim di AS,” ujarnya.
HNW berharap gencatan senjata itu betul-betul dilaksanakan dan tetap dikawal sebab Israel dikenal suka ingkar perjanjian.
Ia mengatakan, pada 27 November 2024, ada perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, namun Israel melanggar perjanjian itu dan hingga tadi malam terus melakukan serangan kepada Lebanon.
Untuk itu gencatan senjata Israel dan Palestina tetap perlu mendapat pengawalan dan pengawasan dari negara-negara dan Lembaga-lembaga internasional cinta perdamaian, termasuk khususnya oleh negara-negara mediator. “Amerika Serikat, khususnya, penting untuk terus mengawal dan mengingatkan Israel untuk melaksanakan semua tahapan gencatan senjata dengan Gaza/Palestina. Presiden Prabowo juga mendapatkan momentum untuk mewujudkan pidatonya di KTT D8 di Kairo kemarin, agar terjadi persatuan bahkan global untuk menyelesaikan masalah di Palestina, dan dengan itu hutang menyejarah Indonesia kepada Palestina, dengan merdekanya Palestina akan terbayar lunas,” tutupnya. []