Jakarta, Gontornews–Anggota Komisi X DPR RI Dadang Rusdiana menilai pemerintah sudah patah arang jika jadi mengimpor rektor dari luar negeri untuk memimpin Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pasalnya, Indonesia masih memiliki sumber daya manusia yang kompeten memimpin PTN.
“Menristkdikti terlihat seperti patah arang. SDM kita mampu, tinggal bagaimana dukungan dari sisi anggaran dan keseriusan Pemerintah. Lebih baik polanya kerjasama antar PTN dalam negeri dengan luar negeri, bukan mengimpor rektor,†tegas Dadang di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (7/06).
Seharusnya, lanjur Dadang, Pemerintah yakin Indonesia mampu mengembangkan dan mengelola SDM yang ada di Indonesia. SDM dari luar, menurutnya sudah tidak ada tempat di Indonesia, apalagi hanya untuk kepentingan meningkatkan daya saing PTN agar masuk dalam daftar perguruan tinggi berkelas dunia.
“Ketika kita lebih mempercayakan kepada orang asing untuk memimpin PTN, dimana disitu dicetak generasi yang akan melanjutkan bangsa ini kedepan, tentu ini ada problem budaya dan karakter. Kita tidak percaya pada kemampuan kita sendiri, bermental inlander. Kita harus punya keyakinan bahwa kualitas SDM kita tidak kalah dibandingkan SDM negara lain, jika kita belajar,†katanya.
Menurut Dadang, persoalannya bukan pada penempatan rektor asing. Tapi anggaran untuk pendidikan tinggi seharusnya dioptimalkan, sehingga PTN memiliki infrastruktur yang memadai. Kemudian, perlu dibangun sebuah sistem pembelajaran yang lebih inovatif.
“Para dosen didorong untuk melaksanakan penelitian, kemudian Kemenristekdikti menjamin bahwa birokrasi penerilitian lebih sederhana, sehingga dosen lebih tertarik untuk melakukan penelitian,†tegasnya.
Selain itu, kata Dadang, perlu diperhatikan upaya menciptakan input calon mahasiswa PTN yang memiliki prestasi, yang tak bisa dilepaskan dari unsur prestasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah menengah.
Dalam hal ini, kata dia, harus berpikir integratif, bagaimana membangun sistem pendidikan berkualitas mulai tingkat sekolah menegah, dan seleksi masuk PTN dilakukan secara objektif.  “Inti persoalan bukan pada rektor, tapi banyaknya persoalan yang kemudian belum menjadikan PTN punya daya saing dan berkelas dunia,†nilainya.
Sebelumnya, wacana perekruitan rektor asing digulirkan pemerintah untuk mengikuti negara lain sehingga kampusnya berkelas dunia. Beberapa negara yang melakukan hal tersebut antara lain Cina, Singapura, dan Arab Saudi.
Politisi asal dapil Jawa Barat itu, sebagaimana dikutip dari laman dpr, akan memertanyakan wacana tersebut kepada Menristekdikti pada raker mendatang. Ia juga mendorong kepada Pemerintah untuk memperbaiki sistem internal. Â [Ahmad Muhajir/DJ]