Riyadh, Gontornews — Arab Saudi mengatakan pihaknya sangat prihatin atas terjadinya dua ledakan besar dan dampaknya yang terjadi di pelabuhan Beirut, Lebanon, pada hari Selasa (4/8).
Dua ledakan itu menewaskan seratus orang lebih dan melukai ribuan lainnya. Ledakan itu terasa di seluruh kota dan merusak beberapa bangunan dan jalan.
Arabnews.com merilis, Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan dukungan penuh Kerajaan Saudi dan solidaritas dengan “orang-orang Lebanon yang bersaudara … dan untuk melindungi Lebanon dari segala bahaya,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Saudi Press Agency.
Pemerintah Saudi juga menyatakan belasungkawa dan simpatinya yang tulus kepada keluarga para korban dan mereka yang terluka dalam ledakan itu, dan berharap pemulihan yang cepat.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab meminta “negara-negara sahabat” untuk mendukung negaranya, yang telah terhuyung-huyung dari krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade dan juga pandemi coronavirus.
Sejumlah negara Teluk lainnya juga mengeluarkan pernyataan serupa.
Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed yang mencuit ungkapan belasungkawa kepada para korban di tweeter, mengatakan, “Kami berdoa agar Tuhan memberi Anda kesabaran dan hiburan. Tuhan memberkati Lebanon dan rakyatnya. ”
Sementara itu, Menteri Negara Urusan Luar Negeri UEA Anwar Gargash mentweet bahwa, “hati kita bersama Beirut dan rakyatnya.”
Dia memposting penghormatan di samping foto Burj Khalifa Dubai, bangunan tertinggi di dunia, yang diterangi dengan warna bendera Lebanon.
“Doa kami selama masa-masa sulit ini adalah agar Tuhan melindungi Lebanon, mengurangi penderitaan dan menyembuhkan luka-luka mereka,” tulisnya.
Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmed Al-Jaber Al-Sabah memerintahkan untuk mengirim bantuan ke Lebanon untuk membantu pemulihan.
Sementara Bahrain mengatakan “sangat tertekan oleh ledakan mengerikan.” Bahrain juga meminta mereka yang membutuhkan bantuan untuk menghubungi kedutaannya.
Penyebab ledakan belum diketahui tetapi diyakini berasal dari gudang senjata tua milik Hizbullah. []