Madrid, Gontornews — Pemerintah Spanyol menginstruksikkan penutupan sekolah, menangguhkan penerbangan dari Italia dan menutup parlemen untuk satu pekan ke depan. Langkah ini dilakukan setelah seorang anggota parlemen Spanyol positif virus korona, Selasa (10/3).
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Spanyol merilis 1.622 kasus virus korona dengan 35 kematian di wilayahnya. Angka tersebut membuat Spanyol menjelma menjadi salah satu negara di Eropa yang terdampak virus korona paling parah setelah Italia.
Pemerintah juga memutuskan untuk menutup even olahraga seperti kompetisi sepakbola La Liga Spanyol. Kompetisi sepakbola elit tersebut dilangsungkan tanpa penonton untuk dua minggu ke depan.
“Saya telah mempelajari kekacauan yang kemarin terjadi. Telepon mulai berdering dan kami mula melihat bagaimana kami harus mengatur diri kami,” kata seorang wali murid di sekolah dasar Madrid, Ester Force, sebagaiman dilansir Reuters.
Senada dengan Ester, Dewan Pendidikan Madrid, Enrique Ossorio, berharap seluruh siswa untuk melanjutkan pendidikannya dari rumah muali Senin dan seterusnya. Menurutnya, lebih udah mengatur pendidikan menengah dan perguruan tinggi.
Selain penutupan sekolah, sejumlah warga berbondong-bondong ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan pokok secara berlebihan. Asosiasi ritel di Spanyol, ANGED, memastikan bahwa pasokan dan kebutuhan barang di supermarket terjamin.
Menteri Keuangan Spanyol, Nadia Calvino, memprediksi bahwa virus korona menyebabkan penurunan sebesar 10 Persen pertumbuhan PDB. Namun, ia lebih suka untuk meminimalkan dampak ekonomi dan membantu perusahaan dan sektor paling berpengaruh virus COVID-19 ini.
Pemerintah Spanyol disebut segera mengeluarkan paket kebijakan pada pertemuan kabinet Kamis (12/3) mendatang. Sejumlah kebijakan seperti pemberian kredit bagi UMKM dan membantu orang tua mengatasi penutupan sekolah akan diterbitkan. [Mohamad Deny Irawan]