Berlin, Gontornews — Empat anggota organisasi kebudayaan Jerman, Goethe Institute, telah dievakuasi dari Sudan dengan pesawat angkatan udara Jerman, dan tiba di Berlin pada Senin (24/4).
Karyawan kelima masih berada di negara yang sedang dilanda perang itu dan saat ini meninggalkan wilayah tersebut melalui jalur darat, kata juru bicara lembaga budaya Jessica Kraatz Magri. “Kami berharap ini akan berhasil,” katanya.
Evakuasi dapat difasilitasi oleh gencatan senjata 72 jam yang disepakati pihak-pihak yang bertikai di Sudan pada Senin, menyusul upaya mediasi AS.
Hanya karyawan berkewarganegaraan Jerman dan keluarganya yang dapat dievakuasi, kata jurubicara Goethe. Sedangkan 21 karyawan lokal dari Goethe Institute di ibukota Sudan, Khartoum, ditolak.
Hanya ada “mandat hukum untuk warga negara Jerman,” kata jurubicara Kementerian Luar Negeri di Berlin. Tiga penerbangan evakuasi sejauh ini telah membawa lebih dari 300 orang ke luar negeri, menurut tentara Jerman.
“Untungnya, semua 21 karyawan, termasuk dua yang diperbantukan, sejauh ini tidak terluka,” kata jurubicara Goethe dirilis dw.com.
Pegawai lokal (Sudan) dari misi Jerman di luar negeri yang sekarang ditutup dan Masyarakat Jerman untuk Kerjasama Internasional juga tidak berhak atas evakuasi penuh.
Saat pertempuran meningkat di Khartoum, beberapa negara telah melakukan evakuasi serupa, dengan dua pesawat Prancis mengangkut sekitar 200 orang dari berbagai negara ke Djibouti, sementara Kementerian Luar Negeri Italia mengatakan telah menyelamatkan sekitar 300 orang.
Di antara mereka yang diselamatkan yaitu kepala Goethe Institute di Sudan, Maximilian Röttger, yang telah tiba di Jerman. Mereka kelelahan dan beristirahat untuk sementara waktu, kata jurubicara Goethe.
Situasi keamanan di Khartoum, tempat pasukan musuh bertempur selama berhari-hari, tetap “sangat tegang”, kata Kraatz Magri.
Situasi untuk staf yang tersisa juga tetap sulit dengan persediaan yang mulai memburuk. “Tidak ada listrik, persediaan air dan makanan terbatas,” kata Kraatz Magri.
Institut Goethe Jerman telah aktif di Sudan sejak tahun 1964. Salah satu fokus kerjanya yaitu kursus dan ujian bahasa. Hingga baru-baru ini, institut tersebut mempertahankan program budaya yang mempromosikan pertukaran internasional dengan para pekerja budaya di negara Afrika timur laut itu. []