Vatikan, Gontornews — Skandal seks yang dilakukan oleh sejumlah pastor gereja katholik di beberapa negara di dunia seperti Irlandia, Cili, Amerika Serikat, Jerman dan Italia ditanggapi serius oleh pihak Vatikan. Salah satu kekhawatiran Vatikan adalah hilangnya pemuda Katolik dari seluruh dunia.
Bahkan, beberapa anak berusia 9-10 tahun bahkan telah menyadari bahwa Gereja katolik memiliki masalah dan dianggap ketinggalan zaman serta mengalami kemunduran. Sebelumnya, kegalauan tentang iman kristiani telah menjadikan banyak anak muda Kristiani tidak terlalu mempercayai ajaran gereja.
“Saya pikir gereja tidak memahami generasi saya,” ungkap Agata Loniddi yang baru berusia 12 tahun sebagaimana dilansir New York Times.
“Kami tidak seperti (zaman) Kakek kami,” tambah Agata.
Untuk menanggulangi masalah ini, Vatikan lantas menjadikan tema pemuda dan iman dalam pertemuan puncak pada bulan Oktober. Sejumlah pertanyaan mengemuka seperti apakah gereja akan menjadi relevan bagi generasi milienial dan apakah gereja akan mendengarkan masukan dari dai sejumlah pihak tentang hal ini.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh ratusan uskup terkemuka yang dikenal sebagai Sinode mengakuai bahwa banyak umat kristiani yang mulai menjauhi agama serta menekankan arti penting keberadaan gereja bagi para pemuda.
“Saya tidak terlalu dipercaya oleh para pemuda di beberapa gereja yang saya tuju dan itu adalah masalah,” kata asisten kesukupan Agung Washington, Jonathan Lewis.
“Itu sebabnya, mengapa Sinode sangat penting. Kaum muda merasa menyendiri dan tidak berarti di gereja-gereja kita,” tambah Lewis.
Sejumlah desakan yang berasal dari keuskupan di dunia mendesak agar Vatikan fokus membenahi masalah pelecahan seksual yang dilakukan oleh para pastor Katolik.
“Banyak yang percaya bahwa masalah seksual harus didiskusikan secara terbuka dan tidak bias,” sebut sebuah dokumen Vatikan yang juga mendesak agar gereja juga mulai ‘menangani’ kasus penyimpangan seksual seperti Lesbian, Gay, Biseksual, Transeksual (LGBT).
“(Gereja) harus mengurusi masalah anak-anak dan urusan seksual secara jujur dan menyeluruh. (karena hal ini merupakan) akar dari pelecehan seksual yang kerap melibatkan anak-anak di bawah umur,” kata seorang petinggi gereja, Chaput. [Mohamad Deny Irawan]