Roma, Gontornews — Sekitar 41 migran tewas dalam kecelakaan kapal di dekat Pulau Lampedusa, Italia, Rabu 9 Agustus 2023. Sejumlah penyintas tragedi memilukan tersebut mengungkap mayoritas korban migran yang melakukan penyeberangan berbahaya, melalui Laut Mediterania, dari Afrika Utara ke Eropa.
Kepada Palang Merah Internasional (Internasional Committee of the Red Cross/ICRC), para penyintas mengatakan kapal migran tersebut berlayar dari Sfax, Tunisia, beberapa hari lalu. Lembaga internasional itu juga mengatakan para migran yang selamat menggunakan jaket pelampung dan berhasil meraih puing-puing kapal yang karam.
Penjaga Pantai Italia mengatakan mereka telah membawa para penyintas ke Lampedusa setelah sebuah kapal swasta menyelamatkan mereka.
Pemerintah Italia, kepada CNN, melaporkan sedikitnya 93.754 migran tiba di Italia dengan menggunakan kapal hingga Selasa (08/08/2023).
Lampedusa merupakan wilayah di kepulauan Sisilia Italia yang berjarak dekat dengan Afrika. Wilayah itu juga menjelma sebagai tujuan utama bagi para migran yang hendak memasuki negara-negara di Uni Eropa.
ICRC menjelaskan bahwa Italia hanya memiliki fasilitas penampungan migran kurang dari 500 orang. Namun, saat ini, fasilitas tersebut mengalami kelebihan kapasitas hingga 1.577 migran. Karenanya, otoritas terkait akan memindahkan 1.100 migran ke Sisilia pada Rabu mendatang.
Insiden di Lampedusa, Rabu, jadi yang terbaru dari serangkaian tragedi kematian para migran. Pada Ahad, tiga mayat ditemukan, termasuk seorang anak berusia 3 tahun dan wanita hamil serta 30 orang lainnya hilang setelah dua kapal migran tenggelam di Italia.
Awal tahun ini, Perdana Menteri Italia, Giorgio Meloni, menyalahkan situasi politik di Tunisia sebagai penyebab meningkatnya jumlah migran gelap yang masuk. [Mohamad Deny Irawan]