Jakarta, Gontornews — Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) memasuki usia setengah abad. Organisasi yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Republik Indonesia, Mohammad Natsir, pada 26 Februari 1967 ini memperingati Tasyakur 50 Tahun DDII di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi, Ahad (26/2).
Tasyakur bertajuk “Mengawal Akidah, Merekat Ukhuwah, Menjaga NKRI” ini dihadiri oleh para utusan wilayah dan cabang DDII dari seluruh provinsi di Indonesia dan luar negeri. Selain itu, DDII juga mengundang para pimpinan ormas Islam, tokoh-tokoh nasional, pejabat negara dan perwakilan duta besar asing di Indonesia.
Hadir dalam acara ini Ketua MPR-RI Zulkifli Hasan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof Dr KH Didin Hafidhuddin, budayawan senior Taufiq Ismail, tokoh perempuan asal Malaysia Wan Azizah Wan Ismail, dan lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum DDII Drs Mohammad Shiddiq mengatakan, setengah abad Dewan Dakwah telah berkiprah dalam mengirim para dai ke berbagai pelosok di Indonesia, mendukung solidaritas perjuangan umat di tingkat lokal, regional, dan internasional.
“Dalam 50 tahun DDII di pentas dakwah, telah terbentuk kepengurusan di 32 provinsi dan lebih dari 200 kepengurusan di tingkat kabupaten dan kota,” imbuh Shiddiq dilansir salam-onine.com.
Shiddiq menambahkan, para dai saat ini sudah tersebar ke berbagai daerah ada sekitar 2000 orang. DDII juga telah membangun kurang lebih 750 masjid, 4 Islamic Center, 1 Muslimat Center, 4 Rumah Sakit, 1 Sekolah Tinggi dan beberapa Akademi Dakwah yang tersebar di berbagai provinsi, Laziz DDII dan program-program dakwah lainnya.
Dari capaian-capaian dakwah itu, Shiddiq mengatakan, “DDII harus berorientasi pada upaya mewujudkan persatuan umat dan bangsa, mengembangkan pola strategi dakwah, melakukan inovasi strategi dan metodologi dakwah dan mengedepankan konsep dakwah wasathiyah.”
Dalam acara Tasyakur 50 Tahun DDII ini juga diluncurkan buku berjudul “Setengah Abad Dewan Dakwah Berkiprah Mengokohkan NKRI” karya sejarawan muda Dr Tiar Anwar Bachtiar dan buku tentang konsep pendidikan Dr Mohammad Natsir karya cendekiawan Dr Adian Husaini. [Fathurroji/Rus]