Bogor, Gontornews — Mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) meraih prestasi gemilang dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Mereka berhasil lolos dengan proyek inovatif yang membuktikan dedikasi mereka terhadap pembangunan pertanian berkelanjutan, khususnya dalam budidaya Black Soldier Fly (BSF).
Dalam ajang PIMNAS PKM, tim mahasiswa Sekolah Vokasi IPB berhasil memukau juri dengan alat yang difokuskan pada inovasi alat pendukung produktivitas BSF hingga meningkatnya profit Mitra BSU E-Ling Siliwangi yang berlokasi di Jalan Sukamulya, RT 07/RW 03, Sukasari, Kec. Bogor Timur, Kota Bogor.
Tim peneliti terdiri atas Fiqri Nurfadillah, Zaki Naufal Maulana, Dede Marlina, Nanda Octavia, dan Rizhan Cahyadi yang dibimbing oleh dosen Sekolah Vokasi IPB yaitu Ridwan Siskandar, S.Si., M.Si melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Iptek (PKM-PI). Program penelitian ini berupaya untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dialami oleh mitra dengan berbantukan penerapan teknologi sehingga dapat memberikan manfaat terhadap kinerja sekaligus meningkatkan profit.
“Allhamdulillah selama kurang lebih 5 bulan berjalan dalam pelaksanaan pembuatan alat berkat kerjasama tim kami berhasil lolos PIMNAS PKM-PI. Senang dan terharu rasanya semua yang telah kami lakukan tentunya tak luput dari bimbingan yang telah diberikan Pak Ridwan serta doa orang tua yang senantiasa dipanjatkan. Harapannya Tim Enray dapat memaksimalkan potensi untuk memberikan yang terbaik dan membawa medali emas di PIMNAS nanti. Aamiin,” ujar Fiqri Nurfadillah selaku ketua tim.
Alat canggih ini bekerja dengan memonitor suhu dan intensitas cahaya di dalam bilik perkawinan BSF. Cara kerja alat ini melibatkan pemantauan kondisi ruangan di dalam bilik asmara kandang BSF, yang akan mengaktifkan lampu ketika suhu ruangan kurang dari 34°C, kelembaban kurang dari 30%, dan intensitas cahaya kurang dari 100 µmol m-2 s-1, sesuai dengan persyaratan lingkungan yang mendukung perkawinan BSF. Alat ini beroperasi dari pukul 06.01 hingga 21.00, dan sebaliknya, ketika jam menunjukkan pukul 21.01, relay pada alat akan dimatikan hingga pukul 06.00.
Selain itu, sistem kontrol otomatis untuk mengatur pencahayaan lampu akan dibuat berdasarkan tingkat kebutuhan optimal. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi larva BSF sehingga menjadi solusi peningkatan produksi maggot yang bernilai ekonomi sekaligus sebagai pemanfaatan penguraian sampah organik.
“Dengan keberhasilan ini, mahasiswa Sekolah Vokasi IPB memberikan harapan untuk masa depan pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan. Diharapkan inovasi mereka dapat diimplementasikan lebih luas, memberikan manfaat tidak hanya bagi para pembudidaya BSF tetapi juga dalam upaya pengelolaan sampah organik secara menyeluruh,” ujar Ridwan Siskandar, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing.
Keberhasilan mahasiswa Sekolah Vokasi IPB dalam PIMNAS PKM menunjukkan bahwa semangat inovasi dan dedikasi terhadap pembangunan berkelanjutan dapat berkembang di kalangan mahasiswa. Proyek mereka menjadi tonggak penting dalam mengembangkan teknologi yang mendukung praktik pertanian modern, terutama dalam konteks budidaya BSF. []