Palu, Gontornews — Sebanyak 60 penyandang disabilitas mengikuti kegiatan Literasi Perencanaan Keuangan Inklusif untuk Komunitas Disabilitas. Acara ini diadakan di Gedung Kasiromu Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Tengah, Jl. Sam Ratulangi No.23, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94118. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sakinah Finance bersama KPwBI Sulawesi Tengah, Perkumpulan Penyandang Disabilitas Fisik Indonesia (PPDFI), Inklusi Eka Mandiri, dan Rumah Merah Putih Difabel Berkarya.
Humas Sakinah Finance menginformasikan, penyandang disabilitas yang hadir dalam kegiatan ini yaitu dari tuna grahita, tuna daksa, dan tuna netra. Acara ini dibuka dengan pembacaan doa oleh Moh. Tofan Saputra dari KPwBI Sulawesi Tengah. Dilanjutkan dengan sambutan dari Ben S. Kuspratama yang mewakili Kepala KPwBI Sulawesi Tengah.
Literasi keuangan diperlukan untuk semua, termasuk para penyandang disabilitas. Pada kesempatan ini Moch Munandar dari Bank Indonesia Provinsi Sulteng memberikan edukasi terkait “Cinta Bangga Rupiah”. Cinta Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk menyayangi rupiah dengan mengenali rupiah. Peserta yang hadir diajak untuk mengenali rupiah mulai dari 3D yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang agar tidak terkecoh dengan uang palsu yang selalu ditemukan di tengah-tengah masyarakat.
Selain cinta bangga rupiah, Bank Indonesia juga memberikan edukasi “Layanan Jasa Keuangan Digital”. Dalam sesi ini, Ta’dir Eko Prasetia menyampaikan bahwa layanan keuangan digital memberikan banyak kemudahan dan manfaat yang bisa diakses dalam genggaman. Seperti layanan m-banking, digital wallet, digital payment, dan fasilitas pelayanan digital lainnya.
Seiring dengan mudahnya akses tersebut, kita juga harus tetap waspada dengan berbagai kejahatan digital yang bisa terjadi kapan pun. Salah satu upaya agar terhindar dari hal tersebut yaitu dengan rutin mengganti password yang digunakan untuk bertransaksi secara digital.
“Lalu bagaimana caranya agar tidak boros? Karena adanya QRIS ini terkadang membuat kami lupa agar mengerem belanja,” tanya Nisa, salah satu peserta kegiatan edukasi literasi keuangan.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Murniati Mukhlisin selaku Guru Besar Akuntansi Syariah Universitas Tazkia sekaligus Pimpinan dan Pendiri Sakinah Finance menyampaikan bahwa kita semua harus mengenal dan bisa merencanakan keuangan agar tujuan yang dicita-citakan bisa tercapai.
Murniati juga menyampaikan bahwa edukasi literasi keuangan dan keuangan syariah sangat bermanfaat dan sudah sering dilakukan oleh Sakinah Finance di berbagai daerah di Indonesia. “Teman-teman penyandang disabilitas memiliki kesempatan yang sama, bisa sekolah, berkarir, dan memiliki keahlian yang bermanfaat seperti yang dimandatkan oleh Undang-Undang No. 8 Tahun 2016,” ujar Murniati.
Sakinah Finance memberikan edukasi literasi keuangan syariah serta menyampaikan program binaan seperti pelatihan membaca Al-Qur’an Braille, Al-Qur’an Isyarat, Make-Up Artis (MUA), pembuatan eco enzyme dari kulit buah-buahan dan sayur, kerajinan tangan, public speaking, customer service, dan lain sebagainya.
Selain itu, Murniati juga menjelaskan manfaat Kartu Ta’awun yang akan dibagikan ke semua peserta, bisa diklaim oleh peserta jika sudah terdaftar. Pemegang kartu ini, apabila sakit bisa mendapat bantuan transpor ke rumah sakit, dan jika meninggal dunia mendapat santunan. Para penyandang disabilitas sangat antusias mengikuti kajian literasi perencanaan keuangan inklusif dan syariah. Mereka juga berharap agar program seperti ini bisa berkelanjutan. []