Manila, Gontornews — Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina Brigjen Restituto Padilla mengatakan, militer Filipina meningkatkan operasi militer untuk menekan kekuatan kelompok Abu Sayyaf Group (ASG) dan membebaskan beberapa sanderanya. Operasi ini dilakukan menyusul eksekusi yang dilakukan ASG tehadap sandera asal Kadana John Ridsdel pekan lalu.
Padilla mengatakan, tekanan yang diberikan oleh militer ini diharapkan dapat menyebabkan beberapa sandera dibebaskan.”Saya pikir mereka telah mengelompokkan negara lain, terutama Kanada dan Norwegia, sebagai sandera nilai yang lebih tinggi dari sisa sandera yang mereka miliki,” tuturnya seperti dilansir bcbnews, Jum’at (29/4) waktu setempat.
Pihaknya menegaskan, para penculik itu bisa saja membunuh para sandera daripada membebaskan mereka. Tetapi keselamatan para tawanan tetap menjadi prioritas utama dari pemerintah Filipina. “Dari pandangan teknis mereka mengusai medan. Tapi kekuatan penuh militer sedang diterapkan termasuk sumber daya dari tentara, angkatan laut, angkatan udara, marinir dan penjaga pantai,†ujarnya.
Dalam siaran persnya, operasi militer yang berlangsung di Sulu, yang diyakini menjadi tempat penyandera warga asing, militer Filipina mengklaim telah menewaskan 14 anggota ASG. â€Ada sekitar 14 anggota Abu Sayyaf yang tewas akibat pengeboman dari howitzer 105 mm selama lima hari terakhir,†ungkap juru bicara militer Filipina Kolonel Noel Detoyato.
Selain dengan tembakan artileri, menurut militer Filipina kelompok Abu Sayyaf juga dihujani bom dari helikopter MG 520 Defender, helikopter Huey dan pesawat militer ringan OV-10 Bronco. â€Sebagai hasil dari pengboman, mereka mampu menempati bekas lokasi yang diduduki oleh Abu Sayyaf,†ujar Detoyato yang mengaku dalam serangan tersebut juga menargetkan komandan Abu Sayyaf ; Radullan Sahiron.
Sebelumnya, 18 anggota militer Filipina menjadi korban pertempuran melawan Abu Sayyaf. Untuk menumpas kelompok ASG yang telah berkuasa dua dekade di Filipina itu, militer Filipina semakin meningkatkan strateginya termasuk mengganti perwira senior Angkatan Darat Filipina Brigadir Jenderal Alan Arrojado yang sebelumnya menjabat sebagai Komandan Angkatan Darat Brigade 501, sebuah unit kunci Angkatan Darat Filipina yang terlibat langsung dalam operasi militer melawan Abu Sayyaf di Provinsi Sulu.
Untuk diketahui, hingga kini 14 sandera asal Indonesia yang ditawan Abu Sayyab masih belum dibebaskan. Termasuk diantaranya, empat sandera asal Malaysia, satu sandera asal Kanada, satu sandera asal Norwegia dan satu sandera lagi asal Filipina. [Ahmad Muhajir/Dedi Junaedi]