Paris, Gontornews–Kementerian Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve menegaskan, pemerintah meminta para penjual minuman beralkohol membatasi penjualannya selama berlangsungnya Euro 2016. Aturan ini diberlakukan menyusul terjadinya tindak kekerasan berturut-turut yang dipicu oleh minuman beralkohol.
Aturan ini berlaku sejak Ahad (12/6) waktu setempat atau Senin (13/6) WIB. Pembatasan alkohol ini berlaku pada malam hari, pada hari-hari pertandingan, di ruang publik, bar, toko dan disekitar stadion. “Larangan ini akan aktif pada H-1 sebuah pertandingan hingga sehari setelah pertandingan selesai dilaksanakan,” kata dia dikutip dari ESPN, Senin (13/6).
Namun Mendagri Perancis tersebut memberikan kewenangan pejabat lokal untuk memutuskan titik mana saja yang harus steril dari miras. Misalnya, Lensa di utara, telah melarang penjualan botol minuman keras di pusat kota dan dibatasi penjualan alkohol lainnya.
Di Lille, pemerintah telah meminta polisi untuk memberikan sanksi bar yang menjual alkohol kepada orang-orang yang mabuk.”Kami tahu itu akan menjadi rumit,” kata Philippe Malizard, seorang pejabat senior di wilayah utara.
Larangan ini menguat setelah terjadi pertikaian berdarah di Kota Marseille antara pendukung Inggris dan Rusia. Hal tersebut menjadi pelajaran penting untuk membuat kebijakan yang bersifat antisipasi. Perilaku para supoter yang dipengaruhi alkohol tersebut sudah tidak bisa diterima secara hukum, sosial, dan semangat sepak bola.
“Kami sedang melakukan segala yang kami bisa untuk menghentikan hooligan dari datang ke Lille untuk pertandingan ini,” kata Malizard.
Sebelumnya, pada Ahad (12/6) terjadi kerusuhan di luar stadion Velodrome sebelum pertandingan antara Inggris dan Rusia dimulai. Setelah pertandingan, kedua kubu kembali bentrok di dalam stadion. Akibat bentrokan tersebut, sejumlah orang terluka karena harus kabur dengan memanjat pagar pembatas stadion.
Sebagai tuan rumah, Perancis telah memperkuat keamanan wilayah dengan mengerahkan 80 polisi huru hara, 480 petugas polisi dan delapan perusahaan anti huru hara. Demi menciptakaan keamanan itulah Perancis mengeluarkan peraturan yang tak semua menyetujuinya. [Ahmad Muhajir/DJ]