Helsinki, Gontornews — Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih yang berpusat di Hensinki pada hari Senin (13/6) melaporkan, Rusia memperoleh 93 miliar euro ($98 miliar) dari ekspor bahan bakar fosil dalam 100 hari pertama perangnya di Ukraina.
Laman dw.com merilis, Uni Eropa menyumbang 61% dari angka itu, bernilai sekitar 57 miliar, menurut organisasi yang berbasis di Finlandia itu.
Negara-negara pengimpor terbesar yaitu Cina dengan nilai 12,6 miliar, Jerman sebesar 12,1 miliar, dan Italia sebesar 7,8 miliar.
India, yang telah meningkatkan impor minyak murah Rusia sejak Februari, menduduki peringkat kedelapan, dengan nilai 3,4 miliar.
Uni Eropa bulan lalu setuju untuk memblokir impor minyak Rusia pada akhir tahun 2022. Blok itu juga mengatakan pihaknya bertujuan untuk mengurangi pengiriman gas hingga dua pertiga tahun ini, meskipun belum bisa menghentikannya sama sekali.[]