Jakarta, Gontornews— Babak final Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam (Kompi) resmi digelar di SD Islam Al Azhar 1 Kebayoran Baru Jakarta, Ahad (10/11).
Pada babak penyisihan yang telah berlangsung 6 Oktober 2019 lalu, kompetisi yang diselenggarakan Klinik Pendidikan MIPA (KPM) ini diikuti 7.416 siswa SD/MI se-Indonesia. Selanjutnya terjaring 898 siswa yang berhak mengikuti babak final.
Presiden Direktur KPM Ir Ridwan Hasan Saputra MSi mengatakan, pihaknya ingin membuat anak-anak di Indonesia khususnya yang beragama Islam mau belajar matematika dan lebih tekun belajar agama Islam. Hal ini sebagai upaya melahirkan anak-anak Islam yang menghasilkan berbagai produk-produk ilmu pengetahuan yang berbasiskan al-Qur’an.
“Nah harapannya ini dengan nanti kalian lihat soal Kompi jadi berpikir. Wah untuk ikut Kompi tahun depan harus banyak belajar agama nih, harus banyak menghafalkan al-Qur’an nih,” ujarnya di hadapan finalis Kompi saat acara pembukaan dilansir dari pwmu.co.
Ia juga berharap di lomba Kompi ini anak-anak dari madrasah dan dari berbagai daerah pun akan semangat, karena in syaa Allah semua bisa berpeluang menjadi juara dan bisa memperbaiki diri. Ia menuturkan, untuk sekolah negeri atau sekolah yang kuat dalam bidang matematikanya, harus memperbaiki kemampuan agama Islamnya.
“Untuk anak yang dari pesantren atau madrasah harus memperkuat kemampuan matematikanya. Mudah-mudahan dengan hal itu, lanjutnya, tujuan yang diharapkan bisa tercapai,” kata dia.
Menurutnya, apa yang dibuat KPM selama ini, bukan seperti makan sambel yang langsung terasa pedasnya. Dengan adanya KMNR, KSNR, dan Kompi, kata dia, akan dirasakan 20 tahun yang akan datang. “Jadi kalian kan tidak langsung hebat, betul tidak?” tanya Ridwan kepada para finalis.
Ia mengatakan, jika ada yang bertanya apa manfaat ikut KPM, jawabannya 20 tahun yang akan datang banyak anak Islam yang menjadi ilmuwan dan menjadi orang-orang hebat. Selamat berkompetisi!