Palu, Gontornews — Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan edukasi ekonomi dan keuangan inklusif dalam rangkaian Festival Raodhah dalam rangka peringatan Haul Guru Tua sebagai _road to FESyar_ 2025. Acara ini diadakan di Aula Asrama Haji, Jl. WR. Supratman No.16, Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Lebih dari 200 peserta yang terdiri dari para pengurus pesantren, tokoh ekonomi, dosen, mahasiswa, serta perwakilan UMKM.
Humas Sakinah Finance menyebutkan, kegiatan ini dibuka dengan pembacaan doa dari perwakilan Pondok Pesantren Al Khairat, dilanjutkan dengan sambutan dari Jamal selaku Sekretaris Jenderal PB Al Khairat. Ia menyampaikan bahwa dukungan dari Bank Indonesia berupa edukasi ekonomi dan inklusi keuangan syariah sangat dibutuhkan oleh pesantren. Sambutan juga diberikan oleh Rony Hartawan selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah.
Dalam sambutannya, ia memaparkan bahwa literasi keuangan di masyarakat harus ditingkatkan. Salah satu dukungan Bank Indonesia dalam meningkatkan literasi keuangan yaitu menyelenggarakan kegiatan semacam ini. Edukasi literasi keuangan ini merupakan rangkaian dari Fesyar dan ISEF. Sambutan yang ketiga disampaikan oleh Rahmat Mustafa yang mewakili Walikota Palu.
Dalam kegiatan literasi keuangan tersebut, ada beberapa UMKM yang mendapat bantuan pengembangan usaha dari Bank Indonesia Sulawesi Tengah. Mereka dari perwakilan peternakan, bidang fashion, makanan, dan jasa, dengan nominal yang beragam mulai dari Rp100 juta hingga Rp400 juta per UMKM (yang sudah memenuhi kategori dan ketentuan dari Bank Indonesia).
Kemudian, sesi seminar literasi keuangan dipandu oleh Nur Sangadji dengan sangat interaktif. Rohmawati selaku perwakilan dari Dewan Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) meyampaikan tentang perkembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia.
“Perlu diketahui bahwa saat ini tingkat literasi keuangan masyarakat baru mencapai 42 persen pada 2024 dan diharapkan naik menjadi 50 persen tahun ini,” ujar Rohmawati.
Murniati Mukhlisin yang merupakan founder Sakinah Finance memberikan edukasi tentang Peran Ekonomi dan Keuangan Syariah dalam mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan. Ada tiga hal yang mempengaruhi keberhasilan tujuan tersebut, di antaranya: Pertama, Peran Keuangan Syariah dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yaitu dengan cara memilih instrumen dan lembaga keuangan syariah, mengelola zakat produktif dan mengelola wakaf produktif, termasuk jenis wakaf modern yang menggabungkan business-matching serta kombinasi pendanaan sosial komersial. Contohnya, penggalangan dana wakaf untuk pembangunan madrasah Al Khairat.
Kedua, Sustainable Finance dalam Perspektif Syariah, yaitu keberlanjutan dalam siklus produksi, konsumsi, dan regenerasi yang relevan dengan nilai syariah, yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Ketiga, Perkembangan dan Tantangan Ekonomi Syariah di Indonesia. Adapun tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan ekonomi dan keuangan syariah yang memberdayakan umat yaitu kurangnya pemahaman dan pengetahuan, kurangnya infrastruktur dan sumberdaya, regulasi yang belum sepenuhnya matang, persaingan dengan sistem keuangan konvensional, juga keterbatasan inovasi dan produk.
“Untuk mengatasi kurangnya pemahaman dan pengetahuan, Sakinah Finance bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) sudah menyusun Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (SNLIEKSI) yang menjadi panduan untuk semua pegiat ekonomi dan keuangan syariah sehingga dapat mencapai indeks literasi ekonomi syariah menjadi 50 persen,” ujar Murniati yang berada di Kota Palu bersama Dila Pujanah Herman dan Mardiyah yang merupakan trainer Sakinah Finance.
Haerul Anam selaku dosen Ekonomi dan Perbankan Syariah dari Program Studi Magister Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako memaparkan tentang perjuangan BMT yang tumbuh di masyarakat dan masih sedikitnya masyarakat yang memiliki rekening syariah. Padahal, ekonomi syariah mampu membawa kemaslahatan umat.
Seminar ini ditutup dengan kisah sukses Maftukin dalam mengembangkan usaha kripik di Palu, dan menjadi teladan bagi UMKM lainnya agar dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi umat. []