Jakarta, Gontornews — Sarana Halal bi Halal menjadi wadah untuk saling mengakui kesalahan, dosa, serta kekhilafan. Sebagai lembaga filantropi, beberapa waktu lalu Dompet Dhuafa menggandeng sejumlah lembaga lainnya untuk menggelar Halal bi Halal Akbar 1437 H dengan mengusung tema “Sinergi Umat untuk Kebangkitan dan Kemandirian Bangsa,”.
Acara yang diselenggarakan bersama oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Forum Saling Sapa, BAZNAS, RZ, PPPA, ESQ 165, MES, Sinergi Foundation, IZI dan Forum Zakat itu diharapkan akan semakin memperkuat sinergitas di antara seluruh elemen umat.
Acara Halal bi Halal Akbar 1437 H tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh Islam Indonesia, di antaranya Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid; Ketua Umum ICMI, Jimly Ash-Shiddiqiy; Imam Masjid Al-Hikmah New York, Amerika Serikat (AS), Dr. Shamsi Ali; Pendiri Pondok Pesantren Daarul Qur’an, Ustaz Yusuf Mansur; Tokoh Muhammadiyah, Amien Rais; pelantun lagu religi, Opick, dan sejumlah tokoh Islam lainnya.
Dalam kesempatan itu Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ. Habibie mengatakan bahwa iman taqwa (imtaq) dan ilmu pengetahuan teknologi (iptek) harus seimbang untuk kemajuan umat.
“Apabila saya diberi pilihan oleh Allah antara imtaq dan iptek, 100% imtaq dan 0% iptek atau 100% iptek dan 0% imtaq, maka saya akan pilih imtaq. Tapi jika boleh memilih, saya ingin antara imtaq dan iptek seimbang, karena keduanya saling melengkapi dan sangat penting untuk kemajuan umat,” kata Habibie dalam sambutannya pada acara Halal bi Halal Akbar 1437 H bertema ‘Sinergi Umat untuk Kebangkitan dan Kemandirian Bangsa’ di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (27/7).
Menurut Habibie, iman dan taqwa yang diiringi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membentuk sinergi umat, dan sinergi umat adalah pondasi yang amat penting untuk menciptakan kebangkitan dan kemandirian.
“Ini semua bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan antar tokoh dan elemen umat Islam, sekaligus juga mengidentifikasi dan mendorong optimalisasi peran umat Islam dalam agenda berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Habibie menambahkan bahwa ketika sinergi umat Islam terbentuk, maka akan muncul ketenangan dan ketentraman masyarakat. Sekarang bukan lagi membahas masalah keamanan dan memperkuat pertahanan nasional, itu sudah bukan zamannya lagi, tapi lebih kepada menciptakan ketentraman (human security) dan ketenangan masyarakat.
“Kebangkitan nasional telah kita lalui, kebangkitan teknologi telah kita lalui. Sekarang, bangkitkan kesadaran bahwa masa depan bangsa ini ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang hidup tentram di bumi Indonesia dan bisa mengoptimalkan sinergi positif agar bisa menghasilkan sesuatu yang paling baik untuk masyarakat,” jelasnya. [Muhammad Khaerul Muttaqien/DJ]