Beirut, Gontornews — Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri telah memperingatkan Hizbullah agar tidak mencampuri konflik regional. Dia mengatakan menunda pengunduran dirinya untuk membahas cara-cara melepaskan Lebanon dari perang di negara-negara tetangganya.
Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan Dewan Tinggi Islam, badan resmi Muslim Sunni di negara itu, pada hari Sabtu (25/11), Hariri menekankan bahwa Lebanon menjadi sasaran dan berisiko terseret ke dalam kekacauan.
“Penundaan pengunduran diri atas permintaan Presiden Michel Aoun adalah memberi kesempatan untuk mendiskusikan dan menegosiasikan tuntutan pokok kita untuk membuat Lebanon tetap netral dan menjauhkannya dari konflik dan perang di wilayah tersebut, dan untuk menerapkan kebijakan disassociation … dan berkomitmen pada Persetujuan Taif,” kata Hariri dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri.
“Seperti yang telah kami umumkan sebelumnya dalam beberapa kesempatan, kami tidak akan menerima posisi Hizbullah yang mempengaruhi saudara Arab kami atau menargetkan keamanan dan stabilitas negara mereka,” paparnya seperti dikutip Aljazeera.
Hariri, seorang politisi Muslim Sunni dan sekutu lama Arab Saudi, mengumumkan pengunduran dirinya dalam pidato di televisi pada tanggal 4 November, tak lama setelah mendarat di Riyadh.
Dalam pidato tersebut, Hariri menyalahkan campur tangan Iran di Lebanon dan sekutu Lebanonnya, Hizbullah, untuk keputusannya itu. Ia mengatakan mundur karena khawatir percobaan pembunuhan. [Rusdiono Mukri]