Dari Abu Musa dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Wajib bagi setiap Muslim untuk bersedekah.” Para sahabat bertanya: “Wahai Nabi Allah, bagaimana jika ia tidak mendapatkan untuk bersedekah?” Beliau menjawab: “Berusaha dengan tangannya, sehingga bermanfaat untuk dirinya dan bersedekah.” Mereka bertanya: “Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya?” Beliau bersabda: “Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.” Mereka bertanya: “Bangamana jika ia tidak bisa melakukannya?” Beliau bersabda: “Menyuruh untuk melakukan kebaikan dan menahan diri dari kejahatan, maka hal itu sedekah baginya.” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Hadis di atas menjelaskan keutamaan dan kewajiban Muslim bersedekah. Bersedekah atau berbagi tidak hanya di saat lapang, ketika sempit itulah sedekah yang paling baik.
Hal itu yang dilakukan Ida Widya Aningrum, pengusaha bubur bayi, yang memulai dan meniatkan usahanya untuk bebagi. Setiap pagi, ia tidak pernah lupa untuk menyisihkan sebagian rezekinya demi membantu orang lain.
“Alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk berbagi, walaupun tidak banyak tapi in syaa Allah bisa rutin,” kata perempuan yang akrab disapa Widya itu.
Perempuan kelahiran Kediri, 4 April 1982, itu menjelaskan bahwa saat ini ia sudah memiliki enam outlet dan setiap outlet satu karyawan. Hal itu, menurutnya, tidak terlepas dari nikmat yang Allah ‘Azza wa Jalla berikan.
Ia juga meniatkan usaha-usahanya itu untuk bisa berbagi dan menolong, khususnya untuk mereka yang membutuhkan pekerjaan dengan menjadikan mereka karyawan. Dengan saling membantu dan terus berbagi, hidup akan semakin berkah, terlebih ketika bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.
“Berdagang bisa memperluas silaturahmi dan menambah saudara,” ungkapnya.
Alumnus S1 Teknik Industri Univ. 17 Agustus 1945 Surabaya itu juga menceritakan awal memulai usaha. Sebelum menjadi wanitaa pebisnis, Widya merupakan karyawan swasta yang setiap hari harus meninggalkan keluarga, terutama anak-anaknya.
Sebagai seorang ibu, hati kecil Widya berharap memiliki waktu lebih banyak bersama buah hatinya. Oleh sebab itu, ia pun memutuskan untuk resign dan berkumpul bersama keluarga setiap hari.
Meskipun memiliki banyak waktu bersama keluarga, namun ia tetap ingin memiliki penghasilan sendiri, sehingga dapat membantu suami memenuhi kebutuhan rumah tangga. “Walaupun kecil asal bisa berpenghasilan,” katanya.
Ibu tiga anak itu memulai usaha dengan modal awal Rp5 juta, yang sebagian berasal dari gaji terakhirnya. Omset usahanya saat itu Rp6 juta.
Alhamdulillah, usaha yang dimulai sejak 2019 itu terus berkembang dan saat ini sudah ada enam outlet dengan omset sebesar Rp250 juta – Rp300 juta per bulan. Peningkatan tersebut, kata Widya, karena konsistensi dan ulet dalam menjalankan usaha, serta selalu bersyukur kepada Allah, dalam keadaan apapun.
Untuk menjalankan usahanya, Widya dibantu tujuh karyawan. Ada karyawan yang bertugas menjaga outlet dan melayani pelanggan, ada yang bagian memasak, dan sebagai admin yang bertugas mengurus kebutuhan bisnisnya.
“Setiap ada masalah di outlet selalu kita diskusikan bersama. Kegiatan sarapan pagi rutin dilakukan sekali sampai dua kali sebulan untuk briefing pagi,” jelasnya.
Widya berharap usahanya bisa lancar dan bekembang, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang. Terlebih di masa pandemi saat ini, banyak orang yang membutuhkan pekerjaan. [] Devi Lusianawati